Situs Trowulan, Jejak Kebesaran Kerajaan Majapahit

2531
Candi Bajangratu peninggalan Kerajaan Majapahit di Situs Trowulan
Candi Bajangratu peninggalan Kerajaan Majapahit di situs Trowulan.

1001indonesia.net – Terletak di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, situs Trowulan merupakan jejak kebesaran Majapahit. Awalnya, reruntuhan kota kuno yang dulunya merupakan ibu kota Majapahit ini ditemukan oleh Sir Thomas Stamford Raffles yang kala itu menjabat sebagai Gubernur Jawa dari tahun 1811 sampai 1916.

Situs ini baru beberapa bagian mengalami penggalian dan pelestarian. Area reruntuhan kota kuno ini amat luas sehingga sulit untuk dieksplorasi. Belum lagi, barang-barang kuno peninggalan Majapahit, seperti koin kuno, berbagai jenis perhiasan emas, barang-barang tembikar, hingga batu bata, tidak lepas dari ancaman pencurian.

Sebagai pemecahan, dibangunlah museum Trowulan yang pertama kali berdiri tahun 1932 dan dirancang oleh Henri Maclaine Pont. Museum ini kemudian dipugar oleh pemerintah RI tahun 1980-an dan diresmikan tahun 1987.

Meski belum semuanya dapat dieksplorasi, tapi dengan menyimak bagian-bagiannya, tampak jelas mengenai kejeniusan tata ruang kota saat itu.  Dengan memperhatikan kawasan, aliran air, sistem limbah, dan jarak dari mata air tampak bahwa pembangunan kota kuno ini direncanakan dengan matang. Dengan menggunakan batu bata, ada peralihan dari peradaban batu.

Ada upaya untuk membuat tata ruang menjadi lebih mudah diwujudkan, lebih mudah diperbarui, namun kuat dan tahan lama—misalnya dengan membandingkan kawasan pemukiman di subsahara Afrika yang juga menggunakan bahan tanah. Dengan tingkat kelembapan tinggi, maka pilihan batu bata menjadi amat penting dalam membuat tata pemukiman tahan lama.

Situs Trowulan diperkirakan dibangun secara berjenjang di era Majapahit pada 1300-an sampai dengan 1500-an. Candi Bajang Ratu diperkirakan menjadi gerbang besar yang menjadi perlambang dari kemegahan Majapahit. Situs ini menunjukkan sebuah kawasan yang amat luas, termasuk pemandian, danau buatan, pemukiman, saluran-saluran air, dan diperkirakan bangunan-bangunan fungsional lain. Selain dari pengamatan arkeologi, sumber dari Nāgarakrtāgama menunjukkan tata letak, simbol, dan kegiatan kerajaan.

Mengingat kawasan ini adalah kawasan yang luas, ada upaya untuk memasukkannya ke UNESCO sebagai kawasan warisan dunia. Bukan hanya alasan sejarah, kawasan seluas dan secanggih ini dapat diperbandingkan dengan kawasan Angkor Wat (Kamboja) yang mempunyai kurang lebih kesamaan kelengkapan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

14 + 10 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.