10 Museum di Jakarta yang Wajib Dikunjungi

1434

1001indonesia.net – Jakarta memiliki beberapa museum yang dapat menjadi pilihan wisata keluarga ketika hari libur. Tak hanya sebagai tempat rekreasi, museum merupakan tempat yang sangat baik untuk belajar sejarah.

Menurut Statistik Kebudayaan 2017 yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, DKI Jakarta merupakan provinsi yang memiliki museum terbanyak di Indonesia, 64 museum. Berikut 10 di antaranya yang wajib dikunjungi.

1. Museum Fatahillah

Museum Fatahillah
Foto: Wikipedia

Museum Fatahillah yang memiliki nama resmi Museum Sejarah Jakarta terletak di kawasan Kota Tua Jakarta, tepatnya Jalan Taman Fatahillah Nomor 1, Jakarta Barat. Museum dengan luas lebih dari 1.300 meter persegi ini tak pernah sepi dari pengunjung.

Bentuk gedungnya mirip dengan Istana Dam di Amsterdam. Bangunan utama memiliki dua sayap di bagian timur dan barat. Juga terdapat bangunan yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan di lantai dua, dan penjara bawah tanah.

Saat ini, Museum Fatahillah memiliki koleksi sekitar 20 ribu benda bersejarah yang dipamerkan secara bergantian. Hal ini dilakukan karena memang pembangunan gedung ini tidak dimaksudkan sebagai ruang pamer.

2. Museum Seni Rupa dan Keramik

Museum Seni Rupa dan Keramik
Museum Seni Rupa dan Keramik (Foto: ANTARA News/Astrid Faidlatul Habibah)

Sama seperti Museum Fatahillah, Museum Seni Rupa dan Keramik juga terletak di Kawasan Kota Tua Jakarta. Di museum ini pengunjung dapat melihat beragam koleksi karya seni rupa dan keramik dari seniman Tanah Air dari tahun 1800-an hingga sekarang.

Museum Seni Rupa dan Keramik menyajikan koleksi karya seni lukis dari seniman-seniman Indonesia sejak periode 1800-an sampai saat ini. Selain seni lukis, terdapat koleksi 500 karya seni rupa lain dari berbagai bahan dengan teknik berbeda, seperti patung, totem kayu, grafis, sketsa, dan batik lukis.

Koleksi keramik yang dimiliki museum ini berasal dari daerah-daerah Indonesia dan seni kreatif kontemporer. Ada pula koleksi keramik dari mancanegara, seperti dari China, Thailand, Vietnam, Jepang, dan Eropa yang berasal dari abad ke-16 hingga dengan awal abad ke-20.

3. Museum Wayang

Museum Wayang
Museum Wayang (Foto: Galih W. Satria/Liputan6.com)

Museum Wayang dapat menjadi salah satu pilihan warga Jakarta untuk berwisata di akhir pekan. Di tempat ini, pengunjung bisa melihat koleksi beragam jenis wayang beserta keterangannya, baik dari Indonesia maupun mancanegara.

Museum Wayang merupakan salah satu museum paling populer di ibu kota. Letaknya di kompleks Taman Fatahillah, Kota Tua, Jakarta Barat. Sama seperti Museum Seni Rupa dan Keramik serta Museum Sejarah Jakarta.

Museum Wayang sedikitnya mengoleksi lebih dari 4.000 buah wayang yang terdiri dari wayang kulit, wayang golek, wayang kardus, wayang rumput, wayang janur, topeng, boneka, dan wayang beber. Tak hanya wayang dari Indonesia, di museum ini juga terdapat wayang asal mancanegara.

Di lantai dasar, pengunjung bisa menemukan beragam jenis wayang atau boneka dan topeng asal Indonesia, seperti wayang golek, ondel-ondel, dan topeng gundala-gundala (digunakan dalam tarian pemanggil hujan dalam masyarakat suku Batak Karo).

Sementara di lantai dua, pengunjung akan menjumpai koleksi wayang kulit dan boneka tradisional dari berbagai negara, seperti boneka dari Malaysia, Thailand, Suriname, China, Vietnam, Prancis, India, dan Kamboja. Juga ada koleksi gamelan sebagai pengiring pertunjukan wayang dan lukisan wayang.

Baca juga: Berikut 6 Warisan Budaya Takbenda Tahun 2021 dari Jakarta

4. Museum Nasional Indonesia

Museum Nasional Indonesia (Foto: Pegipegi.com)

Museum Nasional Indonesia merupakan museum arkeologi, sejarah, etnografi, dan geografi. Letaknya di Jalan Merdeka Barat 12, Jakarta Pusat. Museum ini merupakan museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara.

Masyarakat juga menyebut Museum Nasional Indonesia dengan “Gedung Gajah” atau “Museum Gajah” karena di halaman depan museum terdapat patung gajah perunggu. Patung tersebut merupakan hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand yang pernah berkunjung ke museum pada 1871.

Kadang kala disebut juga “Gedung Arca” karena di dalam gedung memang banyak tersimpan berbagai jenis dan bentuk arca yang berasal dari berbagai periode.

5. Museum Sumpah Pemuda

Museum Sumpah Pemuda
Warga memotret naskah Putusan Kongres Pemuda-Pemudi Indonesia di dalam Museum Sumpah Pemuda, Jakarta Pusat, Kamis (28/10/2021). (Foto: ANTARA/Mentari Dwi Gayati)

Museum Sumpah Pemuda merupakan museum sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Posisinya berada di Jalan Kramat Raya No. 106, Jakarta Pusat.

Di dalamnya terdapat koleksi foto dan benda-benda yang berhubungan dengan sejarah Sumpah Pemuda 1928, serta kegiatan-kegiatan dalam pergerakan nasional kepemudaan Indonesia. Museum ini didirikan berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta pada 1972.

Museum Sumpah Pemuda dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jendral Kebudayaan. Museum ini dibuka untuk umum setiap hari Selasa sampai Minggu pukul 08.00 hingga 16.00 WIB. Sementara pada hari Senin dan hari besar nasional, museum ini ditutup untuk umum.

6. Museum Bank Indonesia

Museum Bank Indonesia (Foto: Strategi.id)

Museum Bank Indonesia (BI) menempati gedung BI Kota yang sebelumnya digunakan oleh De Javasche Bank. Gedung ini mempunyai nilai sejarah yang tinggi dan ditetapkan pemerintah sebagai bangunan cagar budaya sesuai SK Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.475 Tahun 1993. 

Museum ini menyajikan berbagai informasi terkait dunia perbankan di Indonesia, baik sejak sebelum terbentuknya Bank Indonesia hingga periode setelahnya. Lokasi Museum Bank Indonesia terletak di Jalan Pintu Besar Utara No. 3, Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat.

Museum BI pertama kali dibuka untuk umum pada 15 Desember 2006. Pada 19 Juli 2009, museum ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

7. Galeri Nasional Indonesia

Galeri Nasional Indonesia (Foto: TribunNewsWiki.com)

Galeri Nasional Indonesia merupakan sebuah lembaga budaya negara atau sebagai museum seni rupa modern dan kontemporer. Gedung Galeri Nasional berfungsi antara lain sebagai tempat pameran, dan perhelatan seni rupa Indonesia dan mancanegara. Letaknya di Jalan Medan Merdeka Timur No. 14 Jakarta Pusat.

Galeri Nasional Indonesia melaksanakan pengkajian, pengumpulan, registrasi, perawatan, pengamanan, pameran, kemitraan, layanan edukasi, dan publikasi karya seni rupa. Fungsi utamanya adalah melindungi, pengembangan, dan pemanfaatan aset kesenian (seni rupa) sebagai fasilitas pendidikan dan kebudayaan.

Baca juga: Museum Affandi, Jejak Kejeniusan Sang Maestro Lukis Indonesia

8. MACAN

Museum Modern and Contemporary Art in Nusantara (MACAN). Foto: ANTARA/Aprillio Akbar

Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (MACAN) atau yang sering disebut dengan nama Museum Macan terbilang museum baru. Letaknya di AKR Tower Level M, Jalan Panjang NO.5, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Museum yang dibuka pada November 2017 ini merupakan museum yang pertama di Indonesia yang memiliki koleksi seni modern dan kontemporer Indonesia dan internasional. MACAN memiliki luas lantai 7.107 meter persegi dengan area tampilan sekitar 4.000 meter persegi. Museum ini termasuk dalam daftar 100 Tempat Terbaik Dunia 2018 yang dirilis oleh majalah Time.

9. Museum Taman Prasasti

Museum Taman Prasasti (Foto: pingpoint.co.id)

Museum Taman Prasasti adalah sebuah museum cagar budaya peninggalan masa kolonial Belanda. Letaknya di Jalan Tanah Abang No. 1, Jakarta Pusat. Museum ini memiliki koleksi prasasti nisan kuno serta miniatur makam khas dari 27 provinsi di Indonesia, beserta koleksi kereta jenazah antik.

Museum seluas 1,2 ha ini merupakan museum terbuka yang menampilkan karya seni dari masa lampau tentang kecanggihan para pematung, pemahat, kaligrafer, dan sastrawan yang menyatu.

10. Museum Tekstil

Museum Tekstil (Dinas Kebudayaan Jakarta)

Museum Tekstil Jakarta didirikan pada 1976 sebagai hasil dari upaya bersama yang dipelopori oleh Ali Sadikin, gubernur Jakarta saat itu. Museum ini didirikan untuk menghormati Ibu Tien Soeharto, yang meresmikan pembukaan pada 28 Juni 1976.

Pendirian museum ini berangkat dari keprihatinan sekelompok warga terkemuka di Jakarta atas menurunnya penggunaan tekstil tradisional, pemahaman tentang penggunaannya, serta kuantitas dan kualitas produksinya. Beberapa bahkan menjadi sangat langka. Mereka kemudian mendirikan sebuah organisasi yang didedikasikan untuk pelestarian dan penelitian tekstil lndonesia.

Himpunan Wastraprema (Masyarakat Pecinta Tekstil) mendonasikan 500 tekstil berkualitas tinggi yang dikumpulkan dari koleksi para anggotanya. Kota Jakarta meresponsnya dengan menyediakan akomodasi di sebuah bangunan tua yang indah di Jalan K.S. Tubun/Kota Bambu Selatan No. 4, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat.

Baca juga: Museum Angkut di Kota Batu, Malang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

thirteen − 7 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.