Parangkusumo, Keindahan Alam yang Berpadu dengan Kesakralan

1697
Pantai Parangkusumo
Foto: tempat.co.id

1001indonesia.net – Pantai Parangkusumo adalah salah satu wilayah sakral di wewengkon Kesultanan Ngayogyakarta. Tempat itu dipercaya merupakan tempat bertemunya Panembahan Senopati (Raja Mataram pertama) dengan Kanjeng Ratu Kidul.

Pantai Parangkusumo dipercayai merupakan pintu gerbang menuju istana Ratu Kidul di pantai selatan. Sebab itu, tempat ini sering sekali dikunjungi para peziarah. Wangi kembang setaman dan dupa yang dibakar adalah hal yang biasa di tempat itu.

Di samping itu, alam di sekitar pantai yang terletak di wilayah Kabupaten Bantul ini juga memiliki kekhasan tersendiri. Pantai Parangkusumo memiliki gumuk pasir, sesuatu yang menjadikan alam di Pantai Parangkusumo ini sangat unik.

Gumuk Pasir Parangkusumo

Gumuk pasir di Pantai Parangkusumo merupakan tipe barchan, dengan ketinggian sekitar 5 sampai 15 meter. Fenomena alam ini disebut unik karena gumuk pasir tipe ini hanya terbentuk dalam iklim yang kering dan setengah kering. Iklim tropis basah Indonesia sebenarnya tidak memungkinkan terbentuknya gumuk pasir tersebut. Keanehan inilah yang membuat gumuk pasir di Pantai Parang Kusumo menjadi objek penelitian geologis.

Konon, proses pembentukan gumuk pasir itu berawal dari endapan erupsi Gunung Merapi yang terbawa oleh aliran sungai yang bermuara di Pantai Selatan, yaitu Sungai Opak dan Sungai Progo. Endapan tersebut mengumpul di pinggir pantai. Embusan angin dari Samudera Hindia yang kemudian membentuknya menjadi gunungan pasir alami.

Saat ini, gumuk pasir tersebut menjadi objek wisata tersendiri. Gumuk pasir tersebut biasa digunakan untuk berseluncur di atas pasir (sandboarding). Selain di Indonesia, Vietnam dan Filipina juga memiliki gumuk pasir sejenis, tetapi gumuk pasir Parangkusumo merupakan satu-satunya spot olahraga sandboarding di Asia Tengggara.

Atraksi wisata ini bisa menjadi alternatif selain menikmati indahnya Pantai Parangkusumo. Olahraga sandboarding relatif aman dan menyehatkan, bisa dilakukan baik oleh kalangan muda maupun tua.

Waktu yang terbaik olahraga sandboarding adalah sore hari saat matahari tidak lagi terik sekaligus menunggu matahari terbenam. Kabarnya, pemandangan sunset di Pantai Parangkusumo sangat indah.

Selain sebagai tempat untuk sandboarding, Gumuk Pasir Parangkusumo juga terkenal sebagai tempat foto pre-wedding, foto konsep dengan model profesional, atau sekadar foto seru-seruan dengan teman-teman. Di sini, pengunjung dapat menemukan beragam spot-spot menarik untuk dijadikan tempat foto.

Bahkan Agnes Monica dan grup band Letto pernah menjadikan tempat itu sebagai salah satu lokasi pembuatan video klipnya.

Batu Cepuri

Di tempat ini terdapat 3 batu Cepuri. Dua di antara batu keramat tersebut merupakan tempat pertemuan antara Panembahan Senopati dan Ratu Kidul. Ketika itu, Panembahan Senopati duduk duduk semedi di batu sebelah utara yang berukuran lebih besar, sementara Ratu Kidul duduk di batu yang lebih kecil.

Sepasang batu tersebut disebut Batu Cinta. Di sekelilingnya dibangun tembok berukuran 10 x 12 meter, dijaga oleh abdi dalem keraton secara bergantian setiap harinya. Sedangkan satu batu besar lain berada di utara tempat ini diyakini sebagai tempat bersemayam bala tentara Ratu Kidul, sekelilingnya juga dipagari tembok.

Kisah mengenai pertemuan Panembahan Senopati dengan Ratu Kidul merupakan gambaran eratnya hubungan antara Keraton Yogyakarta dengan Keraton Bale Sokodhomas. Saat itu, Ratu Kidul menyanggupi untuk membantu tercapainya cita-cita Senopati untuk menjadi raja di tanah Jawa. Konon di balik kesanggupan tersebut, ada syarat yang harus dipenuhi oleh Senopati dan seluruh keturunannya yang menjadi raja.

Sampai saat ini, Keraton Ngayogyakarta yang merupakan pecahan Kerajaan Mataram masih menjalin hubungan yang erat dengan Ratu Kidul. Setiap tahun, diadakan upacara labuhan alit sebagai bentuk persembahan. Dalam prosesi labuhan, terdapat ritual penguburan potongan kuku, rambut, serta pakaian Sultan. Ritual tersebut berlangsung dalam areal Puri Cepuri.

Keberhasilan Senopati untuk meraih apa yang dicita-citakan dengan bertapa di batu Cepuri membuat banyak orang percaya bahwa berziarah di tempat itu akan membantu terkabulnya apa yang diinginkannya.

Tak heran, masyarakat dari beragam latar belakang sering mendatangi kompleks ini, terutama pada hari-hari yang dianggap sakral. Ziarah ke Batu Cinta juga diyakini dapat memberikan ketenangan batin dan melepaskan segala beban pikiran sehingga seseorang dapat kembali bersemangat menjalani hidupnya.

Peziarah datang ke regol pintu gapura, memukul kentongan untuk memanggil abdi dalem mengantar memasuki lokasi Batu Cepuri, lalu sebagai juru bicara mendoakan hajat para peziarah di depan Batu Cepuri.

Saat berdoa biasanya para peziarah membawa sesaji berupa kembang telon atau kembang tujuh rupa. Di gapura masuk tempat ini juga banyak penjual kembang untuk keperluan ziarah. Jadi jangan heran jika Anda menyaksikan batu Cepuri hampir selalu ditaburi bunga.

Puncak kunjungan adalah pada malam satu Sura. Ribuan peziarah datang secara berombongan. Mereka yang doanya terkabul mengadakan syukuran dengan cara labuhan atau sedekah laut berupa aneka kembang, makanan, dan buah-buahan. Ada juga yang melarung kepala sapi atau kerbau ke Pantai Parangkusumo yang berjarak 200 meter dari Batu Cepuri.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

10 − 5 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.