Daluang, Kertas Asli Indonesia yang Kuat dan Tahan Lama

1182
Daluang
Daluang atau dluwang merupakan kertas asli Indonesia yang digunakan dalam penulisan dan naskah kuno dan bahan pembuatan wayang beber. (Foto siedoo.com)

1001indonesia – Indonesia memiliki jenis kertas asli yang terbuat dari serat paper mulberry (Broussonetia papyryfera Vent). Di Indonesia, tanaman tersebut dinamakan daluang, sedangkan di tatar Sunda dikenal dengan sebutan pohon saeh. Seperti bahan pembuatnya, kertas tersebut juga dinamakan daluang atau dluwang.

Karena terbuat dari serat yang kuat, jenis kertas ini banyak digunakan sebagai media penulisan naskah kuno. Kertas ini juga digunakan sebagai bahan pembuatan wayang beber.

Baca juga: Wayang Beber, Wayang Nusantara yang Hampir Punah

Keberadaan kertas ini sudah sangat tua. Naskah kuno Kakawin Ramayana yang berasal dari abad ke-9 bahkan menyebut serat daluang digunakan sebagai bahan pembuat pakaian bagi para pandita.

Pada abad ke-18, serat pohon saeh juga digunakan sebagai kertas suci, ketu (mahkota penutup kepala), dan pakaian untuk menjauhkan dari ikatan duniawi (kain tapa).

Proses pembuatannya ternyata sangat berbeda dengan pembuatan kertas yang biasa kita gunakan saat ini. Batang pohon daluang atau mulberry harus dikuliti terlebih dahulu. Kulit pohonnya lalu dicuci dan dikeringkan. Setelah kering kemudian direndam selama 24 jam.

Kulit pohon daluang kemudian dipukul secara bolak-balik hingga ukurannya menjadi 2 sampai 3 kali lebih besar dari ukuran awalnya. Kulit yang sudah ditempa, yang disebut belibaran, dicelupkan ke air selama beberapa saat, kemudian diperas dan dilipat agar mendapat hasil yang lebih lebar.

Belibaran ini kemudian dibungkus daun pisang selama 5 sampai 8 hari hingga mengeluarkan lendir, kemudian dijemur di atas batang pisang yang mempunyai permukaan licin. Setelah kering, daluang kemudian digosok menggunakan kerang agar tekstur permukaannya menjadi lebih halus.

Meski dibuat dengan cara yang sederhana dan tanpa penggunaan bahan kimia sama sekali, kertas daluang lebih kuat dan tahan lama dibandingkan kertas biasa.

Kertas asli Indonesia ini sempat dinyatakan punah. Namun, sejak 2006, daluang muncul lagi hingga sekarang dari tangan para perajin Sunda. Pada 2014, kertas itu ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Baca juga: Kepustakaan Lontar, Rekaman Sastra dan Sejarah Nusantara

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

two × five =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.