1001indonesia.net – Cendrawasih botak atau cendrawasih wilson (Cicinnurus respublica) merupakan sejenis burung pengicau endemik Indonesia, tepatnya di Kepulauan Raja Ampat. Burung ini masuk dalam daftar jenis satwa dilindungi berdasarkan UU No. 5 Tahun 1990 dan PP No. 7 Tahun 1999.
Cicinnurus respublica mulai dikenal luas sejak 1873. Saat itu, seorang peneliti avifauna dan naturalis, Daniel Giraud Elliot, mendokumentasikan burung ini dalam bentuk gambar.
Nama ilmiah respublica yang kontroversial dari spesies ini diberikan oleh Charles Lucien Bonaparte, keponakan Napoleon Bonaparte. Charles Lucien Bonaparte merupakan seorang pengikut aliran republik.
Pada waktu itu, ada kebiasaan dari ahli zoologi untuk mendedikasikan spesies yang baru ditemukan kepada raja, ratu, atau bangsawan. Namun, Charles Lucien Bonaparte memilih untuk menamai spesies ini respublica untuk menghormati republik dan bukan bangsawan.
Charles Lucien Bonaparte mendeskripsikan burung Cendrawasih Botak dari spesimen yang dibeli oleh seorang ahli biologi Inggris bernama Edward Wilson beberapa bulan sebelum John Cassin. Dalam bahasa Inggris, burung ini dinamai Wilson Bird of Paradise, untuk menghormati Edward Wilson.
Baca juga: Cenderawasih, Burung Langka nan Elok dari Papua
Cendrawasih botak memiliki warna bulu yang indah, terutama pejantannya. Burung jantan dewasa memiliki bulu berwarna merah dan hitam dengan tengkuk berwarna kuning, mulut hijau terang, kaki berwarna biru dan dua bulu ekor ungu melingkar. Kulit kepalanya berwarna biru muda terang. Burung betina berwarna cokelat dengan kulit kepala biru muda.
Cendrawasih botak hanya ditemukan di hutan dataran rendah pada pulau Waigeo dan Batanta di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Habitat yang disukai adalah hutan bukit pada ketinggian 300 meter di atas permukaan laut, lebih jarang hutan hujan dataran rendah dan hutan gunung tengah.
Karena hilangnya habitat yang berkelanjutan, wilayah persebaran terbatas, dan eksploitasi, burung cendrawasih botak masuk dalam kategori hampir terancam pada daftar merah IUCN. Burung ini juga didaftarkan dalam CITES Appendix II.
Baca juga: Raja Ampat, Salah Satu Destinasi Wisata Terbaik Dunia
