Ajag, Anjing Hutan Asli Indonesia yang Semakin Langka

990
Ajag
Ilustrasi (Foto: Greeners.Co)

1001indonesia.net – Ajag atau ajak merupakan satwa endemik Indonesia. Satwa ini merupakan subspesies Cuon alpinus, yaitu anjing hutan yang hidup di Asia, terutama di wilayah selatan dan timur. Ajak terdapat di Pulau Sumatra (Cuon alpinus sumatrensis) dan Jawa (Cuon alpinus javanicus).

Perawakan ajag sedang dengan bobot berkisar 12-18 kg dan tinggi antara 42-55 cm. Dengan mata kekuningan dan bulu cokelat kemerahan, penampilannya sekilas mirip rubah. Di bagian bawah dagu, leher, hingga ujung perut berwarna putih, sedangkan ekornya tebal kehitaman.

Satwa langka ini biasa membuat sarang di gua-gua dan liang yang tersedia. Biasa hidup bergerombol dalam lima hingga dua belas ekor, tergantung lingkungannya. Namun, pada keadaan tertentu, ajak dapat hidup soliter, seperti yang ditemukan di Taman Nasional Gunung Leuser dan Taman Nasional Bromo (Pasuruan).

Anjing hutan asli Indonesia ini memiliki peranan penting dalam ekosistem, yakni sebagai pengendali populasi mangsa. Mereka berburu mangsa bersama-sama dengan mengejar target yang lebih besar, seperti babi hutan, kijang, rusa, banteng, dan kerbau. Satwa ini juga memangsa binatang kecil, seperti tikus, kelinci, dan kancil.

Ajag termasuk salah satu binatang langka di Indonesia. Populasinya yang semakin menurun membuatnya masuk dalam daftar merah IUCN dengan kategori terancam punah (endangered) pada 2004. Salah satu ancaman bagi keberlangsungan hidup mereka adalah menurunnya populasi mangsa.

Baca juga: Anjing Kintamani, Anjing Asli Indonesia yang Mendapat Pengakuan Dunia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

four + 16 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.