1001indonesia.net – Situs Megalitik Lembah Lore terhampar luas di dataran tinggi Lore, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Situs ini memiliki peran yang sangat penting bagi penelitian sejarah migrasi dan peradaban awal manusia Indonesia.
Selain itu, salah satu situs megalitik terbaik di Indonesia ini memiliki pemandangan alam yang sangat memukau. Situs ini memiliki potensi untuk menjadi tujuan wisata kelas dunia.
Ditemukan pada 1908, Situs Megalitik Lembah Lore merupakan bagian dari Taman Nasional Lore Lindu. Walaupun penemuannya sudah berlangsung lebih dari satu abad, tapi hanya sedikit hal yang diketahui tentang situs ini. Salah satunya tentang kapan peninggalan megalitik ini dibuat.
Sebagian orang berpendapat bahwa batu-batu tersebut dipahat sekitar 5.000 tahun lalu, sebagian lagi menduga benda megalitik itu baru dibuat sekitar 1.000 tahun silam. Ada juga yang berpandangan bahwa batu-batu bersejarah tersebut masih memiliki hubungan dengan budaya megalitik di Kamboja, Laos, dan beberapa daerah di Indonesia pada 2.000 tahun lalu.
Baca juga:Jejak Budaya Penutur Austronesia di Indonesia
Sampai saat ini, belum diketahui siapa yang membuat megalit di Lembah Lore. Meskipun terdapat dugaan bahwa patung-patung batu itu dibuat oleh kebudayaan megalitik yang sama di tempat lain di Asia Tenggara. Namun, peninggalan megalitik di Lembah Lore yang tergolong unik memunculkan dugaan sebaliknya.
Yang menarik dan membuat kita semakin penasaran adalah fakta bahwa batu yang menjadi bahan dasar benda-benda megalit ini tidak ditemukan di tempat lain di dekat daerah tersebut. Lalu bagaimana batu-batu besar itu bisa sampai ke sana. Jika benar batu yang digunakan berasal dari daerah lain maka diperlukan kerja bersama untuk membawanya sampai ke sana.
Tersebar Luas
Peninggalan megalitik di situs ini tersebar dalam hamparan yang luas, meliputi Lembah Bada, Napu, dan Behoa. Letaknya di perbukitan dan hutan yang jauh dari pemukiman. Sebagian berada di lahan perkebunan atau ladang masyarakat.
Untuk kawasan Behoa saja, jumlah situs yang telah diidentifikasi terdapat di 32 lokasi dalam kawasan lembah seluas 60 kilometer persegi. Itu belum semua, masih banyak tinggalan yang belum diidentifikasi.
Menurut Laporan Kompas (Jumat, 26/08/2016), luasnya wilayah sebaran peninggalan megalitik menjadi masalah tersendiri. Situs Megalitik Lembah Lore ini rawan pencurian. Banyak tinggalan yang hilang karena dijarah orang. Sebagian kasus pencurian memang ketahuan dan sempat digagalkan. Namun, lebih banyak lagi yang tak sempat diselamatkan.
Arca-arca megalitik dari kawasan Lore itu diduga dijual ke luar negeri, terutama lewat Bali. Amat disayangkan jika ini terjadi terus. Mengingat situs ini sangat penting artinya bagi pengungkapan sejarah manusia dan peradaban awal bangsa Indonesia.
Baca juga: Bena, Uniknya Kampung Megalitikum di Pulau Flores