Situs Purbakala Tapurarang, Lukisan Cap Tangan di Dinding Tebing

1917
Lukisan Cap Tangan di Situs Purbakala Tapurarang
Lukisan cap tangan di Situs Purbakala Tapurarang. (Foto: Celebes.co)

1001indonesia.net – Situs Purbakala Tapurarang yang terdapat di Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak, Papua Barat, menyimpan lukisan cap tangan manusia yang telah berusia ratusan tahun. Cap tangan itu tersebar di dinding-dinding tebing di tepi laut selat yang menghubungkan Distrik Kokas dan Pulau Arguni.

Gambar cap tangan manusia itu berwarna merah darah. Sebab itu, masyarakat setempat menyebutnya Tapurarang yang berarti cap tangan darah. Tempat ini juga disakralkan oleh masyarakat sekitar. Mereka memercayai lukisan tersebut berasal dari kutukan seorang nenek yang menjadi setan kaborbor, penguasa laut yang paling menakutkan.

Konon, nenek tersebut mengalami musibah dan perahu yang digunakan tenggelam. Namun, tidak ada satu orang pun yang menolongnya. Orang-orang lebih memilih menyelamatkan diri ke tebing-tebing sehingga nenek tersebut tewas mengenaskan.

Akibatnya, arwah nenek itu marah. Nenek itu kemudian mengutuk orang-orang yang menyelamatkan diri menjadi lukisan di tebing, termasuk juga hasil tangkapan serta hewan peliharaan mereka.

Gambar cap tangan yang ditemukan di Kokas itu mirip dengan lukisan dinding yang ada di Sangkulirang (Kutai Timur, Kalimantan Timur) dan di Gua Leang-Leang (Maros, Sulawesi Selatan). Di Distrik Kokas, lukisan sejenis bisa dijumpai di beberapa tempat, antara lain di Andamata, Fior, Forir, Darembang, dan Goras.

Baca juga: Leang Leang Maros, Jejak Tapak-tapak Manusia Awal Sulawesi

Seni cadas (rock art) di Distrik Kokas ini dibuat pada zaman Megalitikum. Dengan kata lain, usianya sudah berabad-abad lamanya. Uniknya, meski sudah sangat tua, lukisan yang terbuat dari bahan-bahan alami itu masih bertahan.

K.W Gallis dan Josef Roder, dua orang Arkeolog Belanda yang pernah melakukan penelitian di Papua, menyebut lukisan dinding di Distrik Kokas ini unik. Warna dan coraknya berbeda dengan yang ada di Kepulauan Kei, Maluku, dan Pulau Batanta, Raja Ampat. Cap-cap tangan itu dibuat dengan teknik stilasi (penyederhanaan bentuk). Warnanya terdiri dari merah, hitam, dan kuning.

Baca juga: Situs Gambar Cadas Purbakala Kaimear

Lukisan-lukisan berwarna merah darah itu berada pada dinding tebing batu karang dengan ketinggian sekitar 20 meter dari permukaan laut. Selain motif telapak tangan, ada juga gambar hewan, seperti ikan, buaya, dan kelabang..

Kemungkinan besar, di masa lalu, permukaan air laut sama tinggi dengan tebing batu karang sehingga orang dengan mudah melukis pada dinding tebing. Namun, setelah ribuan tahun, air laut menyusut sehingga gambar tebing itu tampak terletak di ketinggian.

Tidak jauh dari Situs Purbakala Tapurarang, kita dapat menemukan sejumlah tengkorak manusia yang berserakan di sekitar pantai. Tengkorak-tengkorak manusia itu dipercaya merupakan kerangka leluhur atau nenek moyang masyarakat Kokas.

Pada zaman dulu, masyarakat Kokas memiliki kebiasaan meletakkan jasad leluhur yang meninggal di tebing batu, gua, tanjung ataupun di bawah pohon besar yang dianggap sakral.

Untuk mencapai situs purbakala ini kita harus menempuh perjalanan darat menuju distrik Kokas dari terminal Fakfak sekitar 50 kilometer atau selama kurang lebih 2 jam, lalu dilanjutkan dengan menggunakan longboat dengan waktu tempuh sekitar 1 jam.

Destinasi wisata sejarah ini dapat dilihat dengan baik dan nyaman ketika air sedang pasang. Saat itu kita bisa naik ke tebing dan melihatnya dari dekat. Sebaliknya, jika air sedang surut, kita hanya dapat menikmati keindahannya dari jauh dengan menaiki longboat. Jika memaksa mendekat berbahaya, longboat bisa terdampar.

Baca juga: Goa Harimau, Menjelajahi Kehidupan Purbakala di Masa Silam

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

seventeen + 10 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.