Sinriliq, Tradisi dan Ekspresi Lisan dari Sulawesi Selatan

1936
Sinriliq
Pertunjukan Sinriliq, seni tutur puitis berirama milik suku Makassar, yang dipertunjukkan dalam pameran seni Makassar Biennale 2021. (Dok. Yayasan Makassar Biennale)

1001indonesia.net – Sinriliq atau sinrilik merupakan seni tutur puitis berirama milik masyarakat suku Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan. Penuturnya, yang disebut passiriliq, berkisah dengan iringan alat musik khas Makassar.

Terdapat ragam budaya Nusantara lain yang mirip dengan Sinriliq. Di antranya adalah Rabab Pariaman dari Sumatera Barat. Sama seperti pementasan Sinriliq, Rabab Pariaman merupakan pertunjukan bercerita yang disampaikan dalam bentuk nyanyian dengan iringan musik.

Pementasan Siriliq diiringi dengan alat musik kesok-kesok. Dalam bahasa Makassar, kesok-kesok berarti gesek atau menggesek. Kesok-kesok merupakan instrumen gesek berdawai yang dimainkan secara vertikal sambil duduk. Persis seperti rabab dalam pementasan Rabab Pariaman.

Baca juga: Tehyan, Alat Musik Khas Betawi Hasil Akulturasi Budaya

Tradisi dan ekspreasi lisan Siriliq terbagi dalam dua kategori, yaitu Sinrilik Bosi Timurung dan Sinrilik Pakesok-kesok.

Sinrilik Bosi Timurung (dalam bahasa Makassar, berarti hujan turun) dilantunkan pada keadaan sepi atau saat orang-orang sedang tertidur lelap. Sinrilik ini tidak diiringi dengan alat musik apa pun.

Narasi Sinrilik Bosi Timurung pendek-pendek. Isinya tentang kesedihan atau curahan hati dari penggubahnya, seperti rasa jatuh cinta pada seorang gadis, kerinduan yang mendalam pada sang kekasih, ataupun rasa kecewa karena hasil yang didapat tidak sesuai dengan jerih payah yang sudah dikeluarkan.

Sedangkan Sinrilik Pakesok-kesok diiringi dengan alunan alat musik kesok-kesok mengikuti dengan nyanyian dan aturan ritmik passinriliq yang disesuaikan dengan cerita semisal tempo, nada maupun irama bunyi.

Passinriliq merupakan sebutan untuk penutur Siriliq. Setiap orang bisa mempelajari Siriliq dan menjadi passiriliq. Itu sebabnya, seorang passinrilik bisa saja datang dari berbagai bidang profesi seperti petani, nelayan, ataupun guru.

Bagi masyarakat Makassar zaman dulu, Sinriliq digunakan sebagai pengajaran dan pewarisan nilai-nilai budi pekerti dan jiwa patriotisme. Sanpai saat ini, tradisi lisan ini masih dipentaskan, seperti saat pesta perkawinan, khitanan, pesta rakyat sehabis panen, dan perayaan Khataman.

Pada 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya menetapkan Sinriliq sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia dari Provinsi Sulawesi Selatan.

Baca juga: Krinok, Sastra Lisan Asal Jambi yang Sudah Ada Sejak Zaman Prasejarah

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

two × 3 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.