Ngarot, Upacara Adat Sunda Menyambut Musim Tanam Padi

635
Upacara Adat Ngarot
Para gadis Ngarot sebelum dimulainya prosesi saresehan di Balai Desa Lelea, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu. (Foto: Tribunjabar/Ahmad Imam Baehaqi)

1001indonesia.net – Ngarot adalah upacara adat Sunda menyambut musim garapan sawah yang dilaksanakan masyarakat Desa Lelea, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Biasanya upacara ini dilaksanakan mendekati musim penghujan, yaitu antara bulan Oktober sampai Desember.

Tradisi khas Kota Mangga Indramayu itu sudah rutin digelar sejak dulu. Menurut aturan adat, Ngarot dimulai hari Rabu, kecuali Rabu Kliwon. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, apabila pelaksanaannya dimulai Rabu Kliwon, kejadian tak terduga yang menggangu kelancaran acara bisa terjadi.

Uniknya, para peserta upacara adat ini adalah muda-mudi Desa Lelea yang masih perawan dan perjaka. Tradisi ini memang bermaksud untuk mengumpulkan para pemuda-pemudi yang akan diberi tugas bertani.

Asal-usul upacara ngarot

Secara etimologi, nama Ngarot berasal dari kata arot yang mengalami nasalisasi (ng-), artinya minum untuk melepaskan dahaga. Tapi dalam arti lain, ngarot adalah kegiatan pesta anak angon sebelum musim menggarap sawah. Ada juga yang mengatakan, Ngarot berasal dari bahasa Sanskerta ngaruat yang berarti bebas dari kutukan dewa.

Tradisi ini digagas pada 1686 oleh Kepala Desa Lelea ke-1 bernama Canggara Wirena. Ia berterima kasih kepada tetua Desa Lelea, yaitu Ki Kapol yang telah mewakapkan sawah seluas 2,6 hektare untuk digarap oleh pemuda dan pemudi.

Dari pemberian ini diharapkan pada pemuda bisa belajar menggarap sawah sehingga warga di Desa Lelea tidak akan kekurangan pangan.

Pemuda akan mendapat pengalaman mencangkul, menanam padi, menyiangi rumput, dan memanen padi. Sementara pemudi belajar bagaimana mengantarkan makanan ke sawah sesuai kemampuan.

Hasil panen dari garapan pemuda ini akan digunakan untuk makan bersama dalam upacara Ngarot.

Tujuan upacara ngarot

Upacara Adat Ngarot dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur petani kepada Sang Maha Kuasa atas limpahan hasil panen padi di musim tanam lalu, sekaligus untuk menyambut kedatangan musim tanam baru. Dengan harapan, semoga diberi kelancaran dan hasil panen yang memuaskan.

Selain itu, tujuan diadakannya Ngarot adalah untuk mengajak kaum muda Desa Lelea untuk berperan dan bekerja sama memajukan pertanian. Seperti kita tahu, saat ini semakin sedikit anak muda yang berminat untuk terjun di bidang pertanian.

Dengan adanya upacara adat ini diharapkan juga para pemuda dapat membina pergaulan sehat dengan cara saling mengenal, saling menjaga sikap, perilaku, dan kehendak sesuai dengan tuntunan agama dan adat budaya Sunda.

Terkadang tradisi masyarakat agraris ini juga dijadikan ajang cari jodoh antara pemuda dan pemudi di Desa Lelea.

Baca juga: Angklung Buncis dan Tradisi Penghormatan Padi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

five × 3 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.