Maelo Pukek, Teknik Menangkap Ikan Orang Minang

602
Maelo Pukek
Maelo pukek di Pantai Pariaman. (Foto: Langgam.id)

1001indonesia.net Maelo Pukek merupakan salah satu teknik menangkap ikan di pinggir laut yang dilakukan masyarakat Minang, Sumatra Barat. Aktivitas menangkap ikan ini dilakukan secara berkelompok dengan bergotong royong. Cara ini tak hanya efektif untuk menangkap ikan, tapi juga membersihkan sampah di pantai.

Maelo pukek atau menarik pukat/jala biasanya dilakukan secara berkelompok berkisar 10-30 orang. Aktivitas ini dilakukan hampir di seluruh pesisir ranah Minang. Menurut Yuliyus & Susilawati (2021), tradisi menjala bersama ikan di pinggir laut ini sudah ada di Kota Padang sejak tahun 1940-an.

Di Kota Padang, kita dengan mudah menjumpainya di Pantai Purus. Nelayan maelo pukek pada pukul 07.00 hingga menjelang pukul 12.00. Kegiatan ini berlangsung 1,5-2 jam. Pukek sepanjang sekitar 50 meter ditebar 100-200 meter ke tengah laut dari pantai dengan perahu cadik.

Baca juga: Kalawai, Alat Menangkap Ikan Tradisional Masyarakat Maluku dan Papua

Pukek ditebar melebar mengikuti garis pantai. Setelah menebar jala, nelayan kembali ke pinggir. Setelah menunggu 15-20 menit masing-masing ujung pukek mulai ditarik. Ikan-ikan akan terjebak di bagian tengah jaring.

Sebelum melakukan maelo pukek, nelayan mengadakan ritual etong kalam, yaitu pembacaan doa-doa di pinggir pantai. Pada 1942, ada dua jenis maelo pukek, yaitu di atas sampan dan di pinggir pantai. Alat tangkap yang digunakan sama saja, yang membedakannya hanyalah tempat dan jumlah orang yang ikut bekerja.

Tak sekadar sebagai cara untuk menangkap ikan, maelo pukek juga menjadi sarana masyarakat pesisir Kota Padang untuk menjaga kelestarian alam. Pukek yang ditarik tak hanya berisi ikan, tetapi juga sampah, utamanya sampah plastik.

Sampah-sampah itu berasal dari sungai yang bermuara ke laut. Tak hanya mengotori laut, sampah-sampah itu juga menyulitkan nelayan untuk melaut dan mencemari ikan. Pukat yang digunakan juga tidak merusak karang karena cukup dekat dengan bibir pantai.

Cara menangkap ikan tradisional ini juga mencerminkan kuatnya semangat kebersamaan. Maelo pukek dilakukan secara bergotong royong, dan hasil tangkapannya pun dibagi bersama pada semua orang yang terlibat. Saat ini, kegiatan menjala ikan di bibir laut ini menjadi daya tarik wisata.

Baca juga: Mane’e, Tradisi Menangkap Ikan dengan Janur Masyarakat Sulut

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

19 − 7 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.