Karawo, Kerajinan Sulam Tangan Khas Gorontalo

772
Kain Karawo
Tradisi makarawo atau menyulam kain sudah berlangsung sejak abad ke-17 di Gorontalo. (Foto: thetextilemap.design.blog)

1001indonesia.net – Masyarakat Gorontalo memiliki kerajinan kain sulam yang istimewa. Konon, kebiasaan menyulam kain ini sudah dimulai sejak abad ke-17. Namanya kain sulam karawo.

Istilah “karawo” berasal bahasa setempat yang berarti sulaman. Dengan demikian, kain karawo berarti kain yang disulam. Sulaman khas Gorontalo ini dikerjakan pada kain dengan menggunakan benang polos, warna-warni, maupun benang emas.

Proses pembuatan dengan cara mengiris dan mencabut benang dari serat kain yang sudah jadi. Lalu disulam dengan jarum dan aneka ragam benang sesuai motif yang diinginkan.

Sulaman ini dibuat secara secara manual, tanpa mesin. Tak heran jika pembuatannya memakan waktu lama. Untuk membuat satu lembar kain bisa memakan waktu 4 sampai 30 hari, tergantung dari luasan bidang yang disulam.

Selain itu, pengerjaan kain karawo juga membutuhkan kerja sama beberapa orang. Paling tidak diperlukan tiga orang dengan masing-masing memiliki tugas yang berbeda.

Orang pertama mengerjakan pola yang digambar di atas kertas grafik. Orang kedua mengiris atau mengurai benang pada kain yang akan dibuat sulaman karawo. Ini dilakukan sesuai pola yang diinginkan.

Kemudian orang ketiga menyulam kain yang sudah diurai benangnya. Jika pola yang diinginkan begitu rumit, pembuatannya bisa memakan waktu sebulan.

Saat ini di Gorontalo ada dua jenis karawo. Ada karawo manila dan karawo ikat. Karawo Manila dibuat menggunakan teknik sulam dan biasanya akan digunakan sebagai bahan pembuatan pakaian.

Sedangkan, karawo ikat, sesuai namanya, dibuat menggunakan teknik ikat dan biasanya akan digunakan untuk membuat barang dekoratif, seperti taplak meja dan sarung bantal.

Biasanya harga karawo ikat lebih mahal daripada karawo manila.

Tradisi menyulam di Gorontalo ini sempat dihapus oleh Belanda pada 1889. Akhirnya, pada 1960, karawo dapat kembali diperdagangkan secara publik.

Sampai saat ini, kerajinan kain karawo terus berkembang. Pemerintah pun berusaha untuk menggalakkan kerajinan kain sulam ini sebagai kekayaan warisan budaya sekaligus sebagai upaya pengembangan ekonomi masyarakat Gorontalo.

Baca juga: Songket Pandai Sikek, Kemewahan Selembar Kain Bersulam Emas

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

twelve + seventeen =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.