1001indonesia – Binturong merupakan anggota keluarga viverridae (musang). Satwa endemik Asia Tenggara ini unik. Jika musang lainnya mengeluarkan bau khas yang tidak enak, bau binturong mirip dengan popcorn yang baru matang. Sayang sekali keberadaannya semakin langka akibat perburuan liar dan rusaknya hutan.
Binturong hidup di hutan hujan tropis. Satwa ini lebih banyak menghabiskan waktunya untuk memanjat dari satu pohon ke pohon lain. Mereka bahkan tidur di atas dahan pohon.
Binturong sering disebut sebagai kucing beruang (bearcat). Padahal musang satu ini tidak memiliki kekerabatan, baik dengan kucing maupun beruang. Dijuluki demikian karena sekilas wajahnya mirip dengan kucing, dan jalannya sangat mirip dengan beruang.
Saat ini, binturong masuk dalam kategori satwa langka akibat perburuan liar dan habitatnya di alam yang semakin rusak akibat perambahan hutan secara besar-besaran. Populasinya di Indonesia hanya tersisa sekitar 30 persen. Di Indonesia, spesies ini termasuk dalam satwa yang dilindungi yang diatur dalam Undang-Undang No 7/1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar.
Binturong bisa ditemukan di wilayah hutan serta pedalaman Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. Binturong menyukai hutan-hutan primer dan sekunder, hanya kadang-kadang saja ditemukan di kebun tepi hutan. Di hutan Kalimantan, binturong terlihat hidup hingga di ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut.
Salah satu yang menarik dari binturong adalah baunya khas, miripĀ popcorn yang baru matang. Bau khas tersebut keluar dari kelenjar di bawah pangkal ekornya. Binturong jantan mengeluarkan bau yang lebih kuat dibandingkan dengan betina.
Bau khas memang umumnya dimiliki oleh musang. Bau ini berfungsi sebagai penanda teritori. Selain itu, bau khas ini juga membantu mereka untuk menemukan pasangan ketika musim kawin. Namun, tidak seperti musang lainnya yang mengeluarkan bau tidak enak bagi manusia, binturong berbeda.
Keunikan lainnya terletak pada bagian ekornya yang tebal dan sangat berotot. Ekor tersebut dapat menggenggam sesuatu layaknya tangan. Anak binturong bahkan memanfaatkan ekor mereka untuk bergantung di dahan pohon.
Ekor yang dapat berfungsi sebagai “tangan” tambahan ini disebut sebagai prehensile. Biasanya, ekor prehensile dimiliki oleh spesies monyet, sangat jarang dimiliki oleh hewan karnivora. Konon, hanya ada 2 jenis karnivora di dunia yang mempunyai ekor prehensile, yaitu kinkajou dan binturong.
Selain itu, binturong juga memiliki kemampuan unik. Binturong betina merupakan satu dari sedikit kelompok mamalia yang dapat mengatur sendiri masa kehamilannya. Kemampuan ini berfungsi agar mereka dapat menemukan kondisi lingkungan dan waktu yang tepat ketika akan melahirkan. Artinya, masa kawin dari binturong dapat terjadi kapan pun dalam kurun waktu setahun.
Baca juga: Kanguru Pohon Wondiwoi, Hewan Endemik Papua yang Terancam Punah