1001indonesia.net – Indonesia memiliki arboretum dan herbarium yang menyimpan koleksi pohon langka, tepatnya terletak di Gunung Batu, Bogor, Jawa Barat. Arboretum dan herbarium yang sudah ada sejak zaman Belanda ini berusia sekitar 100 tahun.
Awalnya, arboterum dan herbarium yang berjarak kira-kira setengah jam berkendara dari Kebun Raya Bogor ini dibangun untuk mengoleksi pohon buah-buahan Nusantara.
Luasnya 5 hektare dengan total lahan 12 hektare. Ukurannya tergolong mungil jika dibandingkan dengan Kebun Raya Bogor yang luasnya mencapai 86 hektare.
Area arboterum dibagi ke dalam 27 blok. Setiap bloknya ditanami berbagai jenis pohon dan dibatasi jaringan jalan. Di lahan tersebut, terdapat lebih dari seribu koleksi pohon yang terbagi dalam 234 jenis, 167 jenis di antaranya merupakan pohon asli Indonesia.
Arboterum yang terbuka bagi umum ini berfungsi sebagai sarana penelitian, pendidikan, konservasi plasma nutfah, dan sarana rekreasi terbatas.
Arboterum diartikan sebagai sebidang lahan untuk konservasi secara ex situ (di luar habitat asli) dari berbagai jenis tumbuhan, terutama pohon, yang memiliki potensi ekonomi untuk dikembangkan.
Dikelola oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, tempat ini bisa dikunjungi secara gratis. Pengunjung hanya perlu menulis surat izin kunjungan kepada Puslitbang Hutan.
Tempatnya sejuk. Pengunjung juga bisa bersentuhan dengan beragam jenis tumbuhan langka dan selanjutnya melongok koleksi herbarium yang termasuk terlengkap di Indonesia.
Herbarium Botani Hutan menyimpan total koleksi 83.132 spesimen, meliputi 55. 697 spesimen tumbuhan tinggi dan 27.435 spesimen tumbuhan rendah, dikoleksi dari kawasan hutan di seluruh wilayah Indonesia.
Spesimen herbarium merupakan barang bukti atau dokumen ilmiah yang menggambarkan jenis-jenis tumbuhan pada suatu kawasan dan dipakai sebagai acuan dalam identifikasi, determinasi, dan validasi untuk mendapatkan ketetapan nama ilmiah. Nilai penting dari koleksi spesimen herbarium ini adalah koleksi asli yang dikumpulkan sejak zaman kolonial Belanda.
Sekitar 60 persen dari jumlah spesimen merupakan koleksi zaman kolonial Belanda yang dimulai tahun 1913. Pada 1917, keberadaan Herbarium Botani Hutan yang waktu itu bernama Proefstation voor het Boswezen telah tercantum dalam Index Herbarioum dengan singkatan BZF dan sampai saat ini singkatan BZF lebih dikenal di kalangan herbarium internasional.
Selain berfungsi sebagai sarana untuk menunjang penelitian keanekaragaman flora hutan dan menyediakan pangkalan data, Herbarium Botani Hutan juga terbuka untuk edukasi masyarakat umum.
*)Disadur dari Mawar Kusuma, “Rumah bagi Pohon Langka,” Kompas, Minggu, 29 Januari 2017.