1001indonesia.net – Pleci sangihe merupakan merupakan salah satu dari sekitar 22 jenis burung kacamata (pleci) yang terdapat di Indonesia. Burung imut endemik Pulau Sangihe ini terkenal karena kicaunya yang merdu.
Jenis burung pleci terkecil ini tergolong satwa langka, bahkan jenis paling langka dari semua jenis burung kacamata yang ada di Indonesia. Keberadaannya terancam punah.
Burung dengan nama ilmiah Zosterops nehrkorni ini pernah dikira telah punah. Para peneliti terakhir mendengar suaranya pada 1999 di Gunung Sahengbalira dan Gunung Sahengdaruman. Namun, keberadaannya terlihat lagi.
Oleh IUCN Redlist dan Birdlife, statusnya dimasukkan dalam status konservasi kritis (Critically Endangered) atau tingkat keterancaman tertinggi lantaran diperkirakan jumlahnya kurang dari 50 ekor burung dewasa.
Ciri-ciri
Burung kacamata sangihe berukuran kecil, sekitar 12 cm. Tubuh bagian atas berwarna hijau zaitun dengan tunggir warna kuning-hijau mencolok. Ekor berwarna hijau-hitam gelap.
Dahi berwarna hitam. Lingkaran mata berwarna putih dam agak lebarlebar. Pipi, tenggorokan dan penutup ekor bawah berwarna kuning cerah. Bbagian bawah lainnya dari burung kacamata sangihe berwarna putih-mutiara dengan sisi tubuh abu-abu. Paruh dan kaki jingga pucat.
Dulunya burung ini dianggap sebagai bagian dari spesies Zosterops atrifrons (pleci dahi-hitam). Namun kemudian spesies pleci dahi-hitam ini dibedakan menjadi tiga spesies, yakni Zosterops atrifrons, Zosterops stalkeri (pleci seram), dan Zosterops nehrkorni (pleci sangihe). Namun, menurut C Rasmussen, peneliti burung asal Amerika, pleci sangihe berbeda dengan pleci dahi hitam.
Suara kicauan kacamata sangihe tidak jauh berbeda dari kacamata dahi hitam, namun terdengar lebih tipis/halus. Selain itu, irama dan lagu-lagunya terdengar mengalun lebih cepat.
Habitat
Habitat burung kacamata sangihe adalah hutan primer pada daerah perbukitan dengan ketinggian antara 700-1000 meter dpl. Persebaran burung pleci ini terbatas dan merupakan burung endemik yang hanya bisa dijumpai di pulau Sangihe, Sulawesi Utara.
Bahkan di Pulau Sangihe, burung ini hanya dapat dijumpai di kawasan Gunung Sahendaruman dan Sahengbalira dengan luas habitat hanya sekitar 8 kilometer persegi.
Seiring dengan semakin sempitnya habitat asli burung liar dan pleci sangihe menjadikan burung tersebut berada diambang kepunahan. Selain semakin sempitnya habitat burung, perburuan burung liar untuk kepentingan ekonomis juga turut berkontribusi berkurangnya burung pleci liar di alam bebas.
Baca juga: Phylloscopus rotiensis, Penemuan Spesies Baru Burung di Kawasan Wallacea