Ulat Sagu, Kuliner Khas Papua yang Bergizi Tinggi

813
Ulat Sagu
Foto: Tempo.co

1001indonesia.net -Meski bagi tak terdengar akrab oleh sebagian besar orang saat ini, mengonsumsi serangga menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di berbagai daerah Indonesia. Masyarakat Gunungkidul, misalnya, mengonsumsi belalang, laron serta ulat dan kepompong pohon jati. Di Papua, ulat sagu menjadi menu istimewa bagi masyarakat setempat.

Seperti yang dilansir Kompas.id, praktik menyantap serangga atau yang disebut entomofagi, sudah dilakukan sejak dulu di berbagai belahan dunia. Jauh sebelum mengenal alat berburu dan bercocok tanam, manusia memanfaatkan serangga sebagai sumber pangan utama (edible insect). Sampai saat ini, kebiasaan menyantap serangga masih bisa dijumpai di beberapa negara.

Mengonsumsi serangga sebenarnya menunjukkan kepiawaian manusia mengolah sumber daya alam yang ada di sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Serangga juga menjadi alternatif pangan yang bergizi. Menu ini juga menunjang keragaman pangan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Itu sebabnya, serangga terus didorong agar menjadi sumber pangan alternatif yang dikonsumsi masyarakat luas.

Baca juga: Belalang, Makanan Alternatif Masyarakat Gunung Kidul yang Kaya Protein

Ulat sagu

Salah satu daerah yang masyarakatnya memiliki kebiasaan memakan serangga adalah Papua. Sejak masa prasejarah, masyarakat Papua sudah mengonsumsi ulat sagu. Tanaman sagu sendiri menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat di sana. Sebab dari tanaman tersebutlah, makanan pokok masyarakat Papua berasal.

Saat pohon sagu tua mulai membusuk, kumbang sagu akan bertelur di batang pohon tersebut. Setelah telur menetas akan muncul ulat-ulat gemuk berwarna putih yang dikenal dengan ulat sagu (Rhynchophorus ferrugineus).

Diketahui, ulat sagu mengandung nutrisi yang cukup tinggi. Dalam setiap seratus gram, ulat sagu mengandung 181 kalori dengan 6,1 gram protein dan 13,1 gram lemak. Selain itu, ulat sagu juga mengandung asam aspartat, lisin, tirosin, metionin, dan asam glutamat. Tak diragukan lagi, kuliner khas Papua ini menjadi makanan yang bergizi tinggi.

Baca juga: Papeda, Makanan Legendaris dari Indonesia Bagian Timur

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

fourteen + nine =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.