Pesut Mahakam, Lumba-lumba Air Tawar yang Terancam Punah

3606
Pesut Mahakam, Lumba-lumba Air Tawar yang Terancam Punah
Ilustrasi Pesut Mahakam (Foto: wisatapriangan.co.id)

1001indonesia.net – Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) termasuk dalam jenis mamalia air tawar yang paling langka di Indonesia. Ikan langka yang juga disebut sebagai lumba-lumba air tawar ini ditemukan di sungai Mahakam, Kalimantan Timur.

Di dunia, pesut dapat dijumpai di India, Indochina, Filipina, dan Kalimantan, terutama di 3 sungai, yaitu Sungai Mahakam (Indonesia), Sungai Mekong (melintasi 6 negara Asia), dan Sungai Irawady (Myanmar).

Pesut Mahakam hidup dalam cerita rakyat Kalimantan Timur yang cukup terkenal. Dikisahkan, pesut adalah penjelmaan dua anak kecil kakak beradik yang ditelantarkan ayahnya hingga berubah menjadi ikan yang dapat menyemburkan air dari kepalanya.

Oleh masyarakat Kutai, ikan yang dapat menyembur-nyemburkan air itu dinamakan ikan pasut atau pesut. Sementara masyarakat di pedalaman Mahakam menamakannya ikan bawoi.

Pesut Mahakam mendiami muara-muara sungai Kalimantan. Selain di sungai Mahakam, lumba-lumba air tawar ini juga dapat dijumpai di perairan Danau Jempang, Danau Semayang, dan Danau Melintang. Ketiga danau tersebut berlokasi di daerah aliran sungai Mahakam di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Panjang tubuh satwa yang menjadi maskot fauna provinsi Kalimantan Timur ini sekitar 2,5 meter dengan berat mencapai 130 kg. Kepala berbentuk bulat dengan kedua mata berukuran kecil. Warna tubuh kehitaman, dan di bagian bawah badan berwarna lebih pucat. Makanan utamanya adalah ikan dan udang air tawar.

Tergolong dalam kelas mamalia, pesut bernapas menggunakan paru-paru dengan mengambil udara dari permukaan air. Pesut bergerak dalam kawanan kecil. Meski pandangannya tidak begitu tajam dan hidup dalam air yang mengandung lumpur, pesut mempunyai kemampuan mendeteksi dan menghindari rintangan-rintangan dengan menggunakan gelombang ultrasonik seperti yang dilakukan oleh kerabatnya di laut.

Tempo.co menuturkan bahwa habitat pesut Mahakam semakin terancam seiring semakin padatnya lalu lintas ponton batu bara di sepanjang Sungai Mahakam. Tiga dari 6 muara sungai yang menjadi zona inti habitat pesut telah digunakan sebagai lalu lintas ponton batu bara yang memiliki izin konsesi pertambangan di Kutai Barat dan Kutai Kartanegara. Pesut merasa terganggu dengan aktivitas ponton tersebut sehingga mereka pergi meninggalkan habitatnya.

Amat disayangkan jika hal ini terus terjadi. Populasi pesut sudah sangat kritis. Diperkirakan jumlah mereka tidak lebih dari 70 ekor saja di sepanjang sungai Mahakam.  Kondisi populasi pesut ini sudah menjadi perhatian berbagai pihak.

IUCN sebagai lembaga internasional yang berjuang dalam bidang konservasi alam telah menyatakan status pesut Mahakam masuk dalam kategori Critically Endangered atau tingkat keterancaman tertinggi. Di Indonesia sendiri, pesut Mahakam di tetapkan sebagai satwa yang dilindungi berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999 tentang Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

4 + twenty =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.