Penyu Sisik, Banyak Diburu Karena Karapasnya yang Indah

2128
Penyu Sisik
Foto: yayasanpenyu.org

1001indonesia.net – Di dunia, ada 7 jenis penyu. Enam di antaranya terdapat di Indonesia. Salah satu penyu yang ada di Indonesia adalah penyu sisik. Jenis penyu ini ditemukan di perairan tropis dan sub-tropis, seperti Samudra Hindia, Pasifik, dan Atlantik.

Penyu sisik bertempat tinggal di sekitar terumbu karang dan berbagai habitat lainnya, termasuk daerah berbatu, laguna, muara bakau, pulau samudera, dan zona pantai dangkal. Meskipun penyu sisik tersebar luas di seluruh dunia, status mereka saat ini terancam punah.

Dikenal dengan nama penyu sisik karena dilihat dari bentuk kepalanya yang memiliki mulut kecil meruncing seperti paruh burung. Bentuk mulut tersebut memungkinkan mereka untuk mencapai celah-celah di terumbu karang serta daerah sulit lainnya untuk mencari mangsa.

Penyu sisik dewasa umumnya dapat memiliki berat sekitar 45-90 kg (150-200 pound) dan panjangnya hanya 0,5 hingga 1 meter yang menjadi salah satu spesies penyu kecil.

Karena kecantikan karapasnya, penyu ini dianggap sebagai yang paling indah dibanding jenis penyu lainnya. Bentuknya yang cantik ini pulalah yang menyebabkan populasinya menurun drastis. Diperkirakan bahwa dalam 100 tahun terakhir populasi penyu sisik global telah menurun hingga 90%.

Karapas penyu sisik telah dicari dan dimanfaatkan selama berabad-abad. Dengan pola warna kuning, coklat, oranye, dan kemerahan serta bersisik tumpang tindih (juga disebut scute), karapas penyu sisik dapat dipoles dan diukir untuk membuat beragam perhiasan, seperti gelang, cincin, kalung, serta pernak-pernik hiasan lainnya.

Penyu sisik adalah omnivora.  Makanan utamanya adalah spons dan invertebrata (hewan tak bertulang belakang) lainnya. Spons adalah hewan multi-sel yang ditemukan melekat pada dasar laut, terumbu karang, batu, dan kerang.

Spons memiliki alat atau sistem pertahanan diri yang membuatnya tidak disukai untuk oleh besar hewan. Salah satunya adalah komponen strukturalnya yang disebut spikula (duri kecil mirip kaca) membuat mereka sulit untuk dikonsumsi.

Spon juga memiliki pertahanan kimia berupa racun yang ditemukan dalam jaringan mereka. Karena memakan spons yang beracun itulah, daging penyu sisik berbahaya bagi kesehatan manusia. Dalam kasus-kasus ekstrem, mengonsumsi dagingnya bahkan dapat menyebabkan kematian.

Dengan adanya penyu sisik memakan spons, maka hal ini memberikan ruang bagi kehidupan laut lainnya di terumbu karang, karena spons mengambil banyak tempat di ekosistem terumbu karang. Hal ini menjadikan penyu sisik sebagai bagian penting dari ekosistem, berkontribusi pada kesehatan terumbu karang dan kehidupan laut yang lebih luas

Hanya segelintir kecil hewan laut yang berspesialisasi dalam memakan spons, yang biasanya disebut sebagai spongivory. Dengan mengonsumsi spons sebagai makanan utama penyu sisik, penyu sisik dapat menjaga populasi spons agar tetap terkendali, sehingga memungkinkan spesies lain menempati ruang di terumbu karang, yang kemudian dapat meningkatkan keanekaragaman hayati.

Dengan demikian, mereka memainkan peran penting dalam ekosistem terumbu karang. Tanpa penyu sisik, spons bisa tumbuh terlalu cepat dan dapat mendesak atau menghambat pertumbuhan terumbu karang. Diperkirakan satu penyu sisik dapat mengonsumsi lebih dari 1.000 pon (453,6 kg) spons per tahun.

Karena penyu bertelur di pantai dan sekitar hutan bakau, penyu sisik juga penting untuk kesehatan ekosistem pesisir. Satwa ini juga berperan sebagai bagian dari sistem rantai makanan yang akan bermanfaat bagi ekosistem pesisir.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

9 − 1 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.