Mengenal Pameleon Bolon, Upacara Suci Pemeluk Agama Parmalim

955
Penganut Parmalim sedang Menggelar Upacara Pameleon Bolon
Para penganut Ugamo Malim atau Parmalim sedang melangsungkan upacara Pameleon Bolon (Foto: kampunghalaman.org)

1001indonesia.net– Pameleon Bolon adalah salah satu upacara suci yang dilaksanakan para penganut Ugamo Malim atau Parmalim. Pameleon Bolon adalah ibadah ritual syukuran kehidupan yang dilaksanakan pada bulan ke-Lima (sipaha lima).

Tradisi Pameleon Bolon merupakan peninggalan Raja Sisingamangaraja XII. Upacara ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur terhadap sang pencipta atas berkahnya selama setahun, juga sebagai penghormatan terhadap leluhur. Tradisi ini biasanya dilaksanakan setahun sekali, tepatnya pada bulan kelima menurut kalender masyarakat Batak.

Upacara ini biasanya digelar di Bale Pasogit Desa Huta Tinggi, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Tempat itu menjadi pusat penganut Ugamo Malim. Para penganut Ugamo Malim sering menyebut Bale Pasogit adalah Huta Nabadia (tanah suci) bagi mereka.

Baca juga: Parmalim, Penganut Agama Leluhur Suku Batak di Huta Tinggi

Butuh beberapa bulan untuk mempersiapkan upacara besar ini. Pada saat memasuki bulan ketiga di kalender Batak, masyarakat sudah bersiap-siap mengumpulkan hasil panen yang mereka dapatkan.

Memasuki bulan keempat, masyarakat mulai mempersiapkan sarana persembahan untuk upacara. Pada bulan kelima, Raja Naipospos akan menentukan hari penyelengaraan Upacara Pameleon Bolon.

Pada saat upacara berlangsung, Parmalim perempuan harus mengenakan kebaya, ulos, sarung, dan rambutnya diharnet. Sedangkan Parmalim laki-laki akan memakai kain putih yang diikat di atas kepala serupa sorban (tali-tali) untuk yang sudah menikah, ulos, dan sarung.

Khusus untuk para pucuk pimpinan Parmalim, memakai ulos yang di atasnya dilapisi kain putih. Sedangkan anak-anak mengenakan sarung dan rambut harus diharnet dengan rapi.

Seluruh umat yang menghadiri prosesi upacara ini tidak boleh memakai alas kaki di sekitar kompleks peribadatan karena tempat tersebut dianggap sakral.

Disiapkan sesajian atau sesembahan yang diletakkan di beberapa lokasi tempat berlangsungnya upacara. Sesembahan yang diberikan antara lain ayam, kambing, ikan yang sudah dimasak, dan jeruk purut di dalam cawan yang sebelumnya sudah didoakan di dalam bale parsantian (rumah ibadah).

Selain itu, masyarakat Parmalim juga menyembelih satu ekor kerbau sebagai simbol dari puncak rasa syukur.

Tidak tertinggal juga pemberian berkat kepada umat melalui tarian budaya suku Batak Toba, yaitu Tor-Tor yang diiringi diiringi alat musik gondang bolon.

Baca juga: Gondang Batak, Mahakarya Seni Musik di Sumatera Utara

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

twenty − nineteen =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.