Kukang Jawa, Primata Imut yang Semakin Langka

1808
Kukang Jawa
Foto: klikhijau.com

1001indonesia.net – Kukang jawa (Nycticebus Javanicus) merupakan satwa yang dilindungi. Meski demikian, perburuan terhadap hewan ini masih marak sehingga keberadaannya semakin langka dan terancam punah. Mata lebar, hidung bulat, bulu yang lebat, serta gerakannya yang lambat, membuatnya terlihat menggemaskan hingga banyak orang yang ingin memeliharanya.

Seperti yang dilansir Kompas, umumnya kukang menghuni hutan-hutan tropis di Indonesia. Namun, kenyataannya kukang lebih mudah ditemui di perbatasan hutan hingga perkebunan masyarakat. Hal ini menyebabkan kukang rentan terhadap perburuan untuk dijadikan peliharaan.

Berat satwa bertubuh imut ini antara 565 dan 687 gram, dengan ukuran 20 sampai 30 cm. Kukang jawa termasuk dalam jenis primata famili Lorisidae dan berkerabat dekat dengan lemur. Satwa ini dikenal juga sebagai lori.

Habitatnya tersebar di bagian barat dan tengah Pulau Jawa. Satwa ini bersifat arboreal dan bergerak perlahan, bukan melompat dari pohon ke pohon. Habitatnya termasuk hutan primer dan hutan sekunder, tetapi juga dapat ditemukan di hutan bambu dan mangrove, serta di perkebunan cokelat.

Kukang jawa pertama kali dideskripsikan secara ilmiah pada 1812 oleh naturalis Prancis, Etienne Geoffroy Saint-Hilaire. Nama spesies “javanicus” mengacu tempat asalnya.

Meskipun awalnya dideskripsikan sebagai spesies yang tersendiri, selama bertahun-tahun kukang jawa dianggap sebagai anak-jenis kukang sunda (Nycticebus coucang), sampai kemudian dilakukan kajian ulang morfologi dan genetika terhadap takson ini pada tahun 2000-an, yang mengakibatkan peningkatan statusnya sebagai spesies penuh.

Kukang jawa berkerabat dekat dengan kukang sunda dan kukang benggala (Nycticebus bengalensis). Spesies ini memiliki dua bentuk, yang dibedakan berdasarkan panjang rambut dan, pada tingkat yang lebih rendah, warna tubuhnya.

Satwa endemik Pulau Jawa ini tidur di cabang terbuka kadang-kadang dalam kelompok, namun biasanya terlihat sendirian atau berpasangan. Dikenal sebagai satwa pemalu, kukang merupakan satwa nokturnal alias aktif di malam hari. Kukang akan tidur pulas saat fajar menyingsing dan bangun kala petang menjelang.

Kukang jawa tergolong pemakan segala (omnivora) dan diketahui menyukai pakan berupa getah pohon, buah-buahan, biji-bijian, daun-daunan, serangga, telur burung, burung kecil, kadal, hingga mamalia kecil.

Kukang jawa berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem karena berfungsi sebagai kontrol populasi serangga. Gigi kukang yang tajam memiliki racun yang sangat efektif untuk membunuh mangsanya.

Baca juga: Owa Jawa, Primata Asli Pulau Jawa yang Terkenal Setia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

fourteen − 10 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.