1001indonesia.net – Sama seperti Jakarta dan Semarang, Kota Sumenep juga memiliki kawasan kota tua bersejarah. Namanya Kota Tua Kalianget. Kawasan yang kini dimiliki oleh PT Garam (Persero) tersebut merupakan kota modern pertama di Madura, dan pernah menjadi kota pelabuhan tersibuk di selat Madura.
Wilayah yang terletak di sebelah timur Kota Kalianget ini dibangun pada masa VOC, kemudian diteruskan oleh pemerintah Hindia Belanda setelah dibubarkannya kongsi dagang tersebut. Kawasan ini dikembangkan menjadi kota karena letaknya sangat strategis.
Selain sebagai kota pelabuhan, Kalianget juga dulunya merupakan penghasil garam yang besar bagi Belanda. Hal ini terlihat dari bekas bangunan pabrik yang masih tersisa, mulai dari gedung pembangkit listrik, pintu gerbang, jam tua, hingga cerobong asap pabrik. Di kota ini, pemerintah mendirikan pabrik garam briket modern pertama di Indonesia pada 1899.
Untuk memenuhi kebutuhan para pekerja pabrik, pemerintah Belanda membangun pemukiman, lapangan tenis, kolam renang, hingga bioskop. Peninggalan bangunannya masih bisa kita saksikan sampai sekarang.
Wisata sejarah
Sudah sejak 2009, ada wacana untuk menjadikan Kota Tua Kalianget sebagai kawasan wisata sejarah. Namun, rumitnya teknis pelaksanaan dan minimnya komunikasi antara Pemkab Sumenep dengan PT Garam sebagai pemilik lahan, membuat realisasi Kota Tua Kalianget sebagai destinasi wisata sejarah berjalan lambat.
Kemungkinan, di tahun 2019 inilah, Pemkab Sumenep bekerja sama dengan PT Garam akan melaksanakan pembangunan Kota Tua Kalianget sebagai destinasi wisata sejarah. Pembangunan kota tersebut merupakan bagian dari kerja sama kedua belah pihak yang sudah ditandatangani.
Selain menjadikan kota tua sebagai destinasi wisata sejarah, PT Garam dan Pemkab Sumenep juga sepakat untuk membangun beberapa infrastruktur lain. Di antaranya jalan dan bozem.
Tentu rencana tersebut harus diapresiasi. Mengingat kota tua ini memiliki arti penting bagi masyarakat setempat. Dari kota ini, generasi muda Madura bisa belajar banyak tentang betapa majunya Madura pada masa lalu. Dengan demikian, mereka bisa termotivasi untuk mengembalikan kejayaan Madura.
Baca juga: Museum Fatahillah, Wisata Sejarah di Kota Tua Jakarta