1001indonesia.net – Kluwek (nama lainnya: kluwak, picung, pucung, kepayang, kepahiang, panarassan, dan pangi) dengan nama latin Pangium edule merupakan bumbu asli Indonesia.
Buah ini membuat warna makanan menjadi hitam/gelap, memberi rasa khas pada rawon, sayur brongkos, pindang kudus, dan sup konro. Tak hanya sebagai bumbu, tanaman kluwek memiliki banyak manfaat, di antaranya sebagai pestisida alami dan pengawet ikan.
Buah asli Indonesia ini diketahui mengandung sianida. Sianida merupakan salah satu jenis racun yang paling toksik, bereaksi cepat dalam tubuh hewan maupun manusia, dan dapat menyebabkan kematian akut.
Orang yang menghirup buah kluwak akan lunglai atau gontai, hingga ada istilah “mabuk kepayang” sebagai gambaran orang yang sedang jatuh cinta. Kepayang adalah nama lain dari kluwek.
Orang-orang Dayak menggunakan racun buah ini untuk dioleskan pada anak panah atau tombak yang mereka gunakan untuk berburu. Orang Melayu dulu sering menggunakan daun kepayang untuk mengawetkan ikan tangkapan. Mereka membawa daun tersebut saat melaut.
Bagaimana bisa buah yang mengandung asam sianida dapat dimakan? Tenang saja. Asam sianida yang terkandung pada buah kluwak mudah menguap bila terkena suhu di atas 26 derajat celsius. Untuk amannya, racun bisa dihilangkan dengan cara merendam kemudian memanggang atau merebus biji kluwak sebelum diolah.
Buah ini juga memiliki kandungan asam glutamat, dapat digunakan sebagai pengganti monosodium glutamat (MSG). Kluwek juga mengandung zat besi yang lumayan tinggi sehingga baik untuk konsumsi ibu hamil dan menyusui. Juga ada kandungan vitamin C di dalamnya sehingga dapat berfungsi sebagai antioksidan yang baik.
Biji kluwek yang memiliki cangkang keras ini ternyata mengandung banyak minyak. Minyak kepayang sering digunakan sebagai minyak goreng di daerah-daerah yang jarang diperoleh kelapa.
Di Indrapura, orang lebih menyukai jenis minyak kepayang untuk menggoreng ikan. Minyak kepayang ini diperoleh dengan mencincang halus inti buah kluwek dan diperas sampai keluar minyaknya.