Ki Manteb Soedharsono, Kiprah Si “Dalang Setan”

703
Ki Manteb Soedharsono
Foto: lintasjatim.com

1001indonesia.net – Pada Jumat (2/7/2021), dunia pewayangan Indonesia kehilangan salah satu maestronya. Ki Manteb Soedharsono mengembuskan napas terakhirnya di kediamannya di Desa Doplang, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, pada pukul 09.45.

Ki Manteb lahir Dusun Jatimalang, Desa Palur, Sukoharjo, Jawa Tengah, pada Selasa Legi tanggal 31 Agustus 1948. Oleh orangtuanya, Ki Hardjo Brahim Hardjowiyono dan Sudarti, ia kemudian diberi nama Manteb.

Darah seni mengalir di tubuhnya. Bapaknya berprofesi sebagai dalang, ibunya juga dalang plus penggender. Ia juga merupakan cucu dari dua dalang kondang di eranya. Kakek dari ayah bernama Ki Djarot Hardjowiguno, sedangkan kakek dari ibu bernama Ki Gunawan Gunowihardjo.

Lahir dari keluarga yang kental dengan seni pedalangan maka tak heran jika dalang yang kondang dengan sabetannya itu mencintai wayang sedari kecil. Bakatnya sebagai dalang wayang kulit pun sudah terlihat sejak usia dini. Ia kemudian banyak belajar pada para dalang senior, seperti Ki Narto Sabdo dan Ki Sudarman Gondodarsono.  

Senang berbagi

Kepergian Ki Manteb tentu merupakan kehilangan besar bagi jagat pedalangan. Ki Manteb dikenal sebagai pribadi yang terbuka dan enteng berbagi ilmu. Ia menjadi tempat belajar banyak dalang muda. Dalam dunia pekeliran wayang kulit purwa, sosoknya tak tergantikan.

Ki Manteb menjadi pengajar di Fakultas Seni Pertunjukan ISI Surakarta sejak 1996. Statusnya sebagai dosen luar biasa. Ia mengajar tentang praktik pementasan wayang bagi mahasiswa jenjang sarjana. Sebelum pandemi, ia datang ke kampus hampir setiap hari, dan siap menjadi tempat bertanya bagi mahasiswa.

Ki Manteb juga dikenalnya sebagai sosok yang dermawan. Dalang-dalang muda sering didorong pentas dengan lakon wayang milik Ki Manteb. Tidak jarang pula Ki Manteb memberikan panggilan pentasnya untuk rekan dalang lainnya. Selama pandemi pun kerap kali Ki Manteb mendorong pedalang lain untuk pentas daring di kediamannya (Kompas, 2/7/2021).

Baca juga: Wayang Kulit Purwa, Cabang Kesenian Tradisional yang Paling Lengkap

Dalang Setan

Ki Manteb Soedharsono merupakan maestro olah sabet pada pakeliran wayang kulit purwa. Ia terus melatih teknik memainkan wayangnya. Salah satunya dengan menonton film laga, seperti kungfu dan silat, untuk memperkaya referensi gerakan. Ki Manteb diketahui merupakan penggemar berat Bruce Lee. Kepiawaian dalam olah sabet inilah yang membuatnya dijuluki “dalang setan”.

Di samping itu, Ki Manteb juga memiliki kelebihan yang mungkin banyak belum dikuasai dalang-dalang saat ini, antara lain udhanegara pewayangan, silsilah jangkep pewayangan, sanggit, serta sastra, cengkok, dan suluk pedalangan.

Baca juga: Ki Timbul Hadiprayitno, Dalang yang Kukuh Mempertahankan Pakem

Berpikiran progresif

Ki Manteb Soedharsono dikenal sebagai dalang yang berpikiran progresif. Ia pernah berujar untuk selalu berupaya menampilkan kebaruan dalam pergelarannya, baik dalam hal sanggit, alur cerita, maupun instrumen musik.

”Saya selalu berusaha menampilkan yang baru. Sanggitnya juga baru. Misalnya, wayang dengan teknik flashback seperti film. Ada tambahan trompet sampai ke drum segala,” katanya dalam sebuah wawancara (Kompas,16/10/1994).

Ki Manteb memberi perhatian pada inovasi dan kreativitas di dunia wayang. Dia mendorong wayang kontemporer dan wayang tradisi sama-sama maju. Wayang tradisi tetap dipelihara, sedangkan wayang kontemporer silakan untuk terus berkreasi. Menurutnya, wayang harus disukai masyarakat agar bisa terus dipertunjukkan.

Menurut catatan ISI Surakarta, ada 15 penghargaan pernah diperoleh Ki Manteb dengan kiprah pedalangannya. Di antaranya Satya Lencana Kebudayaan (1995), Sang Maestro Dalang Indonesia (2009), dan Empu Paripurna Bidang Pedalangan. Rekor menyajikan pentas wayang kulit terlama juga pernah dipecahkannya, dengan durasi 24 jam 28 menit, dengan lakon Bharatayuda, pada 2004. Sederet penghargaan itu menjadi jejak prestasinya dalam dunia pedalangan.

Baca juga: Ki Seno Nugroho, Dalang Kondang yang Mampu Memikat Generasi Milenial

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

nineteen − twelve =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.