Kemegahan Istano Silinduang Bulan di Sumatra Barat

2621
Istana Silinduang Bulan
Istana Silinduang Bulan di Sumatra Barat. (Foto: travelingyuk.com)

1001indonesia.net – Istano Silinduang Bulan merupakan salah satu istana peninggalan Kerajaan Pagaruyuang Darul Qarar. Istana ini berada di daerah Pagaruyuang, Tanjung Emas, sekitar 1 kilometer sebelum Istana Pagaruyuang dari arah kota Batusangkar.

Silinduang Bulan adalah nama yang diberikan kepada Istana Raja Pagaruyuang setelah dipindahkan dari Ulak Tanjuang Bungo ke Balai Janggo pada 1550. Tahun tersebut juga merupakan penanda awal diberlakukannya secara resmi hukum syariat Islam di seluruh Kerajaan Pagaruyuang.

Karena usia tua dan mulai runtuh, Istano Silinduang Bulan dibangun kembali pada 1750. Pada 1821, istana ini terbakar saat berkecamuknya Perang Padri. Pada 1869, Istana Silinduang Bulan dibangun lagi oleh Yang Dipertuan Gadih Puti Reno Sumpu.

Bangunan istana ini kemudian terbakar lagi pada 3 Agustus 1961. Bangunan yang ada saat ini didirikan di tapak istana lama. Proses pembangunan dimulai dengan peletakan batu pertama pada 31 Agustus 1987. Setelah proses pembangunan selesai, istana diresmikan secara adat pada 21 Desember 1989. Peresmian oleh pemerintah dilakukan pada 23 Desember 1989.

Dengan demikian, sama seperti Istano Basa Pagaruyuang, Istano Silinduang Bulan yang ada sekarang bukan lagi istana yang asli. Bangunan ini merupakan replika yang dibangun untuk menggantikan istana lama yang terbakar.

Setelah terbakar tahun 1961, bangunan ini kembali mengalami kebakaran hebat pada 21 Maret 2010 dini hari. Sebagian besar bangunan, seperti atap dan kuda-kuda, habis terbakar. Dinding bagian belakang yang penuh ukiran, interior bagian dalam, perangkat pelaminan, dan hiasan lainnya juga hangus terbakar.

Untungnya, benda-benda pusaka kerajaan atau benda cagar budaya selamat karena disimpan di tempat lain. Benda-benda pusaka tersebut disimpan di kediaman pewaris Kerajaan Pagaruyuang, Pemangku Daulat Yang Dipertuan Sutan Muhammad Taufik Thaib Tuanku Mudo Mahkota Alam. Pada 2013, Istana Silinduang Bulan kembali direnovasi.

Dulu istana ini menjadi tempat kedudukan Raja Adat dan juga Raja Alam Minangkabau. Sekarang Istana Silinduang Bulan lebih dikenal sebagai Istana atau Rumah Gadang Tuan Gadih atau Nan Dipatuan Gadih Pagaruyuang. Tuan Gadih adalah gelar yang diberikan kepada perempuan keturunan raja Pagaruyuang.

Saat ini Istana Silinduang Bulan dan Istama Pagaruyuang tidak lagi berfungsi sebagai istana kerajaan. Istana Pagaruyuang, yang kini tinggal replikanya, berfungsi sebagai tempat wisata.

Sedangkan Istana Silinduang Bulan berfungsi sebagai pusat adat bagi masyarakat Minangkabau. Tidak seperti Istana Pagaruyuang, istana ini tidak terbuka untuk umum. Pengunjung hanya bisa sampai di halamannya saja.

Bangunan Istana Silinduang Bulan bertipe alang babega. Bangunan ini mempunyai tujuh buah gonjoang (tajuk) yang megah seakan mencucuk langit. Model alang bebega merupakan khas rumah gadang raja.

Istana seluas 28 m x 18 m ini memiliki 200 macam ukiran, dan 52 buah tiang. Anjungan kanan merupakan tempat tahta raja dan anjungan kiri merupakan tahta tuan gadih. Di pelataran istana terdapat bangunan lumbung atau rangkiang yang bernama Si Bayau-bayau dan Si Tinjau Lauik.

Baca juga: Istana Pagaruyung, Jejak Kebesaran Kerajaan Pagaruyuang Darul Qarar

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

5 + 17 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.