1001indonesia.net – Kelinci sumatra (Nesolagus netscheri) adalah jenis kelinci liar yang hanya ditemukan di hutan tropis di pegunungan Bukit Barisan di Pulau Sumatra, Indonesia. Satwa liar ini dianggap sebagai spesies paling langka dari semua jenis kelinci.
Populasi kelinci yang dikenal juga dengan nama kelinci belang sumatra ini mengalami penurunan yang signifikan yang diakibatkan oleh masifnya alih fungsi hutan di Pulau Sumatra.
Sebelumnya, kelinci ini merupakan satu-satunya spesies dari genus Nesolagus sampai kelinci belang annam ditemukan di Deretan Annam di Laos dan Vietnam.
Dengan panjang sekitar 40 cm, kelinci belang sumatra berukuran lebih besar dari umumnya kelinci yang biasa kita pelihara. Bulunya halus seperti wol, pendek dan berwarna cokelat kekuningan. Bagian belakang badan dan pangkal paha ditumbuhi bulu cokelat kemerah-merahan.
Bulu bagian punggung, dari hidung hingga ujung ekor berwarna hitam, dan tampak seperti belang hitam. Belang ini juga terdapat pada pipi, kaki belakang dan paha. Belang hitam ini merupakan ciri khas dari kelinci liar ini.
Kelinci ini bertelinga pendek, berbeda dengan umumnya binatang sejenis yang mempunyai telinga panjang. Ekornya juga pendek, begitu pendeknya sehingga seperti tidak mempunyai ekor. Kelinci liar ini biasanya tinggal di hutan dengan ketinggian 600-1400 meter dari permukaan laut.
Kelinci ini merupakan hewan nokturnal. Pada siang hari, kelinci ini suka bersembunyi di bawah semak-semak yang tumbuh rapat, di celah-celah batu atau lubang pohon. Pada malam hari, ia akan keluar untuk mencari makan berupa rumput-rumputan, daun-daunan, akar-akar tanaman, serta buah yang jatuh.
Kelinci belang sumatra ini sudah dikenal dalam dunia ilmu pengetahuan sejak 1880. Namun, keberadaannya tidak banyak dikenal masyarakat. Selain karena sangat jarang dijumpai, penelitian dan publikasi mengenai satwa ini juga sangat sedikit.
Habitat kelinci liar ini merupakan hewan endemik Pulau Sumatra. Hingga saat ini ditemukan di Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Kerinci Seblat, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, dan Suaka Margasatwa Gumai Pasemah di Sumatera Selatan.
Berdasarkan kriteria keunikan evolusi dan kecilnya populasi, para ahli dari Zoological Society of London menganggap kelinci ini sebagai salah satu dari 100 spesies mamalia berisiko besar dari kepunahan.
Baca juga: Mengenal Tokhtor Sumatera, Burung Endemik Pulau Sumatera