Kampung Adat Prailiu, Terkenal akan Rumah Adat dan Kain Tenunnya

1041
Kampung Adat Prailiu
Foto: campatour.com

1001indonesia.net – Kampung Adat Prailiu terletak di Kota Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Kampung yang sangat asri ini terkenal akan kekhasan bangunan rumah adatnya yang menjulang tinggi dan kerajinan kain tenunnya.

Hunian warga kampung ini berupa rumah adat yang disebut Uma Mbatang atau Uma Hori. Atapnya yang berbentuk limas menjulang tinggi. Material bangunannya terbuat dari bahan-bahan alami yang ada di lingkungan sekitar.

Tak hanya sebagai tempat tinggal, struktur bangunan rumah adat tersebut memiliki makna yang terkait dengan kepercayaan masyarakat setempat. Bagian bawah tanah menyimbolkan rumah orang mati, bagian tengah sebagai rumah untuk hidup, dan atap sebagai rumah para Dewa.

Tahun 2000, kampung adat ini pernah mengalami kebakaran yang menghanguskan beberapa rumah adat. Bangunan rumah yang terbuat dari bahan alami memiliki tantangan tersendiri, salah satunya terhadap api.

Pemerintah Indonesia dibantu Bank Dunia turut berusaha melestarikan keberadaan rumah-rumah adat Kampung Prailiu dengan membantu merekonstruksinya.

Kampung Adat Prailiu terletak di atas bukit kapur setinggi 400 mdpl. Dikelilingi hamparan sawah, pepohonan kayu, dan batu kapur cadas. Meski tak jauh dari kehidupan kota, pemandangannya sangat asri dan warganya masih mempertahankan cara hidup tradisional.

Setiap pengunjung yang datang ditawari untuk memakan sirih. Sangat disarankan pengunjung untuk memakannya. Sebab, seperti umumnya di daerah lain di Indonesia, makan sirih pinang merupakan simbol persaudaraan dan kekerabatan. Namun, jika memang harus menolak, lakukan dengan sopan.

Baca juga: Sirih Pinang, Sejarah dan Maknanya dalam Budaya Nusantara

Di kampung ini, pengunjung dapat melihat proses pembuatan kain tenun. Seluruh proses pembuatan kain, mulai dari memintal sampai pewarnaan, dilakukan secara manual dengan alat-alat tradisional.

Warna kainnya didominasi merah, biru, dan ungu tua. Pewarna kain terbuat dari bahan-bahan alami. Warna biru berasal dari pohon nira, sedangkan warna kuning kemerahan dari akar pohon mengkudu.

Selain itu, terdapat peninggalan megalitikum, yaitu pemakaman batu yang disebut reti dan patung-patung peninggalan masa lampau yang masih terpelihara dengan baik. Kubur batu dihiasi ukiran manusia, buaya, kura-kura, monyet, udang, juga terdapat sebuah kubur batu yang ukurannya sangat besar.

Baca juga: Kampung Adat Gollu dan Bodo Maroto

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

18 − 16 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.