Joey Alexander Sila, Lahir untuk Bermusik

1917
Joey Alexander Sila
Joey Alexander (Sumber gambar: telegraph.co.uk)

1001indonesia.net – Rasa bangga membuncah di hati kita semua saat mendengar pianis muda Indonesia yang baru berumur 12 tahun, Joey Alexander, mendapat 2 nominasi di Grammy Awards 2016. Ketidakberhasilannya untuk mendapatkan Grammy Awards tidak mengurangi kekaguman kita. Dia dikalahkan oleh John Scofield (64 tahun) untuk kategori Best Jazz Instrumental Album, dan oleh Christian McBride (43 tahun) untuk kategori Best Improvised Jazz Solo. Dua musisi jazz yang tentu jauh lebih berpengalaman.

Pada ajang Grammy tersebut, Neil Portnow (Recording Academy President/CEO) mengumumkan bahwa Joey adalah musisi termuda yang masuk nominasi grammy tahun ini. Joey sendiri menampilkan aksinya di panggung utama grammy ini dengan memainkan sepenggal “Giant Steps”, lagu yang mengantarkannya mendapat nominasi Best Improvised Solo. Ia mendapatkan standing ovation dari para musisi dan penyanyi dunia yang terkesima melihat penampilannya.

Joey Alexander (Sumber gambar: joeyalexandermusic.com)
Joey Alexander (Sumber gambar: joeyalexandermusic.com)

Joey Alexander Sila lahir 25 Juni 2003 di Denpasar dari pasangan Denny Sila dan Farah Leonora Urbach. Joey bercerita bahwa ia sudah mulai mendengarkan musik Jazz sejak usia 4 tahun. Ayahnya seorang musisi jazz amatir, dan kedua orangtuanya sangat menggemari musik jazz. Joey sering mendengarkan musik jazz bersama ayahnya.

Ia mulai belajar musik jazz saat ayahnya menghadiahinya sebuah keyboard pada usia 6,5 tahun. Selain mendapat arahan dari ayahnya, Joey lebih banyak belajar piano secara autodidak. Ia belajar dengan mendengarkan lagu-lagu jazz dan melatihnya terus-menerus. Pada usia 7 tahun, ia telah menguasai teknik permainan piano dan improvisasi. Saat itu, ia mulai tampil di panggung bersama musisi jazz lain baik di Bali maupun di Jakarta. Pada usia 9 tahun, ia sudah mampu mengomposisi musik.

Debut internasional Joey sudah dimulai saat usianya baru 10 tahun. Saat itu, Joey memenangi Gran Prix dalam Master Jam Fest 2013 di Ukraina. Ia kemudian tampil di New York pada acara gala jazz di Lincoln Center pada 2014. Acara ini dihadiri oleh Herbie Hancock dan Bill Clinton. Pada 2015, ia tampil di Montreal International Jazz Festival dan Newport Jazz Festival.

Pada 2014, Alexander dan keluarganya pindah ke New York, dan impiannya untuk menjadi musisi jazz dunia terbuka lebar-lebar. Di New York, ia membentuk grup band trio bersama Russel Hall (bass) dan Sammy Miller (drum). Ia menjadi pemimpin grup band ini.

Joey merilis album pertamanya yang berjudul “My Pavorite Things” di bawah naungan Motema Record pada tahun 2015 atau saat usianya baru 11 tahun. Ia sendiri yang mengaransemen semua lagu dalam album tersebut. Album inilah yang mengantarkannya mendapat 2 nominasi di ajang Grammy Awards 2016.

Jika Anda melihat tayangan penampilannya, misal melalui Youtube, ada hal yang menarik. Saat ia diperkenalkan, biasanya orang-orang yang tidak mengenal pianis kecil ini akan tersenyum setengah mencibir. Mereka berpikir, siapa pula anak kecil ini berani lancang tampil dalam perhelatan musik jazz.

Jazz adalah jenis musik yang sangat sulit dimainkan, bahkan bagi orang dewasa sekalipun. Namun, begitu dia menekan tuts-tuts piano, suasana segera berubah, para musisi dan penonton terperangah, terkesima dengan kemampuan bermainnya. Mereka tertegun dan bergeleng seakan tidak percaya bahwa anak sekecil itu mampu memainkan musik jazz dengan sangat mahir. Kemampuannya bak musisi profesional yang sudah berpengalaman puluhan tahun. (cs)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

12 + 20 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.