Jahe-jahean, Tanaman Aromatik dengan Beragam Manfaat

6077
Jahe
Tanaman Jahe (Zingiber officinale) (Foto: wikipedia)

1001indonesia.net – Jahe-jahean atau temu-temuan (Zingiberaceae) merupakan tanaman aromatik sedap yang terdapat di seluruh daerah basah kawasan tropika. Sekitar 46 marga telah didata, 21 di antaranya ditemukan di Indonesia. Beberapa jenis di antaranya menjadi sumber rempah-rempah terkenal, obat, dan pewarna. Juga terdapat jenis-jenis yang memiliki keindahan dan menjadi tanaman hias yang istimewa. Sebagian jenis lain merupakan pewangi yang luar biasa.

Bentuk dan Ukuran Suku Jahe-jahean

Anggota suku jahe umumnya mudah dibedakan karena bentuknya yang khas. Salah satunya adalah adanya rimpang yang tumbuh horizontal di bawah permukaan tanah. Namun, untuk membedakan marga atau jenisnya secara tepat sering kali lebih sulit.

Daun jahe tumbuh dari batang secara berseling. Bunganya berumur pendek dan khas karena hanya mempunyai satu benang sari yang berfungsi, serta diikuti staminodim. Bibir cuping bunganya tampak seperti daun mahkota.

Perbungaan dan tempat bunga tumbuh bentuknya bervariasi. Sebagian besar bunga muncul di ujung batang dan rimpang, meski ada sebagian kecil yang bunganya muncul di batang semu.

Beberapa di antaranya, seperti jenis Alpinia dan Etlingera, mencapai tinggi 6 meter atau lebih. Sementara jenis yang kecil, Boesenbergia  dan Kaempferia yang tumbuh di hutan daratan rendah, tingginya hanya beberapa sentimeter.

Zingiber officinale

Jenis yang biasanya kita sebut sebagai jahe bernama latin Zingiber officinale. Jenis ini mempunyai banyak kegunaan, antara lain sebagai rempah, minyak atsiri, pemberi aroma, penyedap masakan, ataupun sebagai obat.

Sebagai obat atau jamu tradisional, jahe dapat digunakan untuk mengobati beragam penyakit, seperti rematik, asma, stroke, sakit gigi, diabetes, sakit otot, tenggorokan, kram, hipertensi, mual, demam, dan infeksi.

Berdasarkan bentuk, warna, dan ukurannya, ada 3 jenis yang dikenal, yaitu jahe putih besar/jahe badak, jahe putih kecil atau emprit, dan jahe sunti atau jahe merah. Secara umum, ketiga jenis jahe tersebut mengandung pati, minyak atsiri, serat, sejumlah kecil protein, vitamin, mineral, dan enzim proteolitik yang disebut zingibain.

Jahe sudah digunakan dalam masakan Tiongkok sejak tahun 600 SM. Selama berabad-abad lamanya, tanaman ini telah dibudidayakan dan dikenal secara luas. Walaupun asalnya tidak diketahui secara pasti, namanya yang berasal dari bahasa Sanskerta, singabera “berbentuk terompet”, menyiratkan datang dari India.

Diduga, semula jahe dibawa oleh orang Arab yang membawa rempah-rempah dari India sebelum orang Eropa berdagang di daerah itu. Ketika Portugis membawanya ke Afrika Barat, Spanyol, dan Meksiko, secara tidak sengaja jahe juga tersebar ke Amerika.

Jahe Hiasan

Bunga beberapa jahe-jahean agak kecil dan tak tampak, tetapi sering kali berdaun gagang warna-warni (modifikasi daun sekitar bunga). Banyak jahe asli Indonesia seperti ini tumbuh di kebun.

Tanaman ini sangat cocok untuk mengisi taman ataupun kebun halaman. Di antara jenis yang tumbuh di kebun adalah Curcuma petiolataC. purpurascens, C. zedoaria, dan C. xanthorriza yang berkerabat dengan kunyit dan bergagang daun berwarna.

Beberapa jenis jahe-jehean dapat tumbuh di segala musim, seperti Costus speciosus yang berbunga putih besar dan daun gagang bentuk runjung merah tetapi tidak wangi. Jenis ini sangat menarik karena mengandung zat steroid diosgenin yang dapat digunakan sebagai hormon seksual tiruan.

Jahe sebagai Bahan Makanan dan Obat

Berbagai macam rempah-rempah digunakan dalam masakan Indonesia, di antaranya berasal dari suku jahe-jahean. Rempah ini berfungsi sebagai penyedap rasa pada daging dan sayuran, serta menambah aroma masakan.

Selain jahe (Zingiber officinale), jenis yang paling penting adalah kunyit atau kunir (Curcuma longa), tanaman asli dari Asia Tenggara. Manfaatnya yang terpenting adalah untuk membuat nasi kuning, yang digunakan dalam ritual slametan orang Jawa, atau merayakan kelahiran bayi, juga peristiwa keagamaan dan sejumlah perayaan lainnya.

Tidak seperti rempah-rempah lainnya, kunyit dapat digunakan baik ketika masih segar, saat sudah dikeringkan, ataupun ketika sudah berbentuk tepung halus. Kunyit juga dapat digunakan sebagai pewarna kain, sutra, dan mentega.

Jenis lain yang penting adalah lengkuas atau laos (Alpinia galanga) yang digunakan untuk penyedap makanan dan sebagai obat. Lengkuas mempunyai akar berbau melebihi obat-obatan dalam rasa dibanding jahe. Tanaman ini memiliki kegunaan dalam pengobatan, tidak hanya untuk manusia, tetapi juga untuk gajah yang kehilangan selera makan.

Kencur (Kaempferia galanga) mempunyai akar yang berbau ketika dipotong dan kering, mempunyai rasa lebih kuat dan harus digunakan dalam ukuran yang sedikit. Tumbuhan ini berasal dari India, tetapi sekarang ditanam luas di Asia Tenggara, dan digunakan untuk makanan dan obat.

Sumber:

  • Tony Whitten dan Jane Whitten, Tetumbuhan: Indonesian Heritage IV, Jakarta: Buku Antar Bangsa, 2002.

1 Komentar

  1. Write more, thats all I have to say. Literally, it seems as though
    you relied on the video to make your point.
    You definitely know what youre talking about, why throw away your intelligence on just posting videos to
    your blog when you could be giving us something informative
    to read?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

8 − 4 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.