Hasmi, Pencipta Serial Komik Gundala Putra Petir

2922
Hasmi atau Harya Suraminata dengan superhero ciptaannya, Gundala Putra Petir
Hasmi atau Harya Suraminata dengan superhero ciptaannya, Gundala Putra Petir. (Foto: Tribun Jogja/Kurniatul Hidayah)

1001indonesia.net – Harya Suraminata atau Hasmi (1946-2016) adalah seorang komikus, dramawan, dan penulis naskah skenario asal Yogyakarta. Ia terkenal sebagai pencipta komik bergenre fantasi Gundala Putra Petir.

Pria yang akrab dipanggil Nemo oleh teman-temannya ini sejak kecil sudah senang menggambar. Selepas SMA, ia ingin menjadi insinyur, tapi tak tercapai karena ia gagal melewati tes masuk Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM).

Pada 1967, ia mendaftar di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI). Namun, ia tidak menyelesaikan kuliahnya karena kesibukannya membuat serial Gundala yang sangat digemari masyarakat kala itu. Pada 1971, Hasmi mendaftar di Akademi Bahasa Asing pada jurusan bahasa Inggris. Ia lulus tahun 1974.

Boleh dibilang, Hasmi merupakan tokoh kontemporer dalam dunia komik Indonesia, seperti yang tampak dalam karyanya, Gundala Putra Petir. Komik ini memang bernuansa Amerika, terutama bentuk figur manusia dan kostumnya. Ia mengakui bahwa tokoh Gundala yang diciptakannya terinspirasi oleh desain postur dan kostum sosok The Flash, karangan Gardner Fox dan Harry Lampert yang diterbitkan oleh DC Comics.

Namun, tempat dan cerita komik yang diilhami oleh budaya Jawa, seperti kisah Ki Ageng Selo, yang dikisahkan mampu menangkap petir dengan tangannya.

Dengan paduan Timur-Barat itu, Hasmi menciptakan rekaan kehidupan dunia angkasa dengan tokoh Gundala, lengkap dengan tata kehidupan dunia yang futuristik.

Serial Gundala dibuat hingga 23 judul buku seri. Penggarapannya dilakukan dalam rentang waktu 1969-1982. Kisah Gundala pada 1982 difilmkan oleh PT Cancer Mas Film. Sepanjang hidupnya, Hasmi banyak mengandalkan hidupnya dari komik. Ia produktif sebagai ilustrator kisah komik di surat kabar.

Hasmi pernah pula menjadi penulis skenario, bahkan bintang tamu di acara sinetron. Profesi ini ia lakoni setelah komik Gundala Putra Petir tidak lagi terbit. Ia juga aktif menulis skenario untuk acara ketoprak di TVRI Yogyakarta.

Komikus ini juga dikenal sebagai pemain tetater yang andal. Hasmi bergabung dalam teater Stemka yang dipimpin Landung R. Simatupang. Di kelompok teater ini, ia merupakan penulis produktif untuk acara televisi di Yogyakarta. Selain itu, ia sering menjadi aktor lakon-lakon Teater Gandrik Yogyakarta.

Meskipun hidupnya tidak berkelimpahan, Hasmi memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan sekitarnya. Ia menyantuni anak-anak yang tak berpunya agar bisa bersekolah. Ia merupakan figur yang sangat peduli pada kemanusiaan. Hal ini tercermin baik dalam karya-karyanya maupun dalam kehidupan kesehariannya.

Komikus ternama ini meninggal pada Minggu, 6 November 2016, pukul 12.30, di Rumah Sakit Bethesda, Yogyakarta. Kepergiannya meninggalkan mata rantai sejarah tentang sastra komik Indonesia.

Hasmi meninggal pada usia 69 tahun setelah menjalani operasi gangguan usus dan beberapa hari dirawat. Pemakaman pria kelahiran 25 Desember 1946 ini dilangsungkan pada hari Senin, 7 November 2016, di makam seniman Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sumber:

  • “Obituari: Hasmi, ‘Gundala Putra Petir’ Itu Telah Tiada,” dalam Kompas, Senin, 7 November 2016.
  • https://id.wikipedia.org/wiki/Harya_Suraminata
  • http://jogja.tribunnews.com/2015/11/11/inilah-sosok-pencipta-superhero-lokal- gundala-putra-petir

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

two + nine =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.