1001indonesia.net – Harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) adalah subspesies harimau yang habitat aslinya di Pulau Sumatra. Satwa ini merupakan satu dari enam subspesies harimau yang masih bertahan hidup hingga sekarang.
Harimau ini merupakan subspesies terakhir dari jenis harimau yang pernah ada di Indonesia. Dua kerabatnya, yaitu harimau bali (P. t. balica) dan harimau jawa (P.t. sondaica), sudah lama hilang jejaknya. Harimau bali telah dinyatakan punah sejak tahun 1940-an, sedangkan harimau jawa dinyatakan sudah tak terlihat lagi sejak tahun 1980-an.
Baca juga: Punahnya Harimau di Pulau Jawa dan Pulau Bali
Ciri-ciri
Harimau sumatra merupakan subspesies harimau asli (endemik) Pulau Sumatera, Indonesia. Spesies ini adalah yang terkecil dari harimau, mungkin dikarenakan evolusi di habitat pulau yang terisolasi.
Garis-garis harimau sumatra lebih dekat satu sama lain. Bulunya berwarna oranye dan lebih gelap daripada subspesies lain. Warna bulu ini memungkinkannya untuk lebih mampu berbaur dengan habitat hutan hujan tropis.
Baca juga: Hutan Hujan Sumatra, Rumah bagi Aneka Jenis Flora dan Fauna
Harimau betina hamil selama sekitar seratus hari sebelum melahirkan. Anak- anak harimau akan menempel kepada ibunya selama sekitar dua tahun.
Harimau ini masuk dalam golongan karnivora. Satwa ini memangsa hampir semua hewan, baik besar atau kecil. Harimau sumatera berburu pada malam hari dan cenderung menghasilkan sekitar satu pembunuhan besar dalam seminggu.
Kecepatan berlarinya dapat mencapai hampir 40 mil per jam, tapi hanya dalam waktu singkat, sehingga hewan ini harus memanfaatkannya sebaik mungkin. Ini yang menyebabkan harimau Sumatera menyergap predator, perlahan dan diam-diam mengintai mangsanya sampai siap menerkam.
Status perlindungan
Saat ini, harimau sumatra termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (Critically Endangered) dalam daftar merah spesies terancam yang dirilis Lembaga Konservasi Dunia IUCN.
Diungkapkan oleh TFCA-Sumatera, Pada akhir tahun 1970-an, diyakini populasi Harimau Sumatra sekitar 1.000 inidividu, kemudian menurun menjadi sekitar 400-500-an individu pada awal 1990-an.
Saat ini estimasi populasi harimau di delapan kawasan yang telah diidentifikasi dari 18 kawasan yang ada hanya tersisa sekitar 250-an individu saja, sementara di 10 kawasan lainnya belum diestimasi. Namun, para ahli harimau yakin populasinya di Sumatra tidak lebih dari estimasi tahun 1990-an tersebut.
Penghancuran habitat merupakan ancaman terbesar terhadap populasi saat ini. Pembalakan tetap berlangsung bahkan di taman nasional yang seharusnya dilindungi.
Selain rusaknya habitat, perburuan liar juga menjadi ancaman bagi keberadaan harimau ini. Pada 2020 ini saja, ditemukan 700 jerat yang dipasang warga di sekitar kawasan konsesi. Keberadaan jerat tersebut tentu mengancam hidup harimau sumatra.