1001indonesia.net – Goa yang terletak di Dusun Blimbing, Desa Umbulrejo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta ini belum banyak diketahui wisatawan. Padahal goa ini sangat cocok bagi siapa saja yang meminati kegiatan susur goa.
Objek wisata minat khusus yang dikelola secara mandiri oleh kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Mekarst ini menyuguhkan keindahan goa vertikal yang sangat menawan. Namun, goa ini terbilang ekstrem. Untuk masuk ke dalamnya tidak mudah dan membutuhkan nyali. Pengunjung membutuhkan tali untuk masuk ke dalam goa yang kedalamannya mencapai 18 meter. Konon, pintu gua tersebut terbentuk akibat atap gua yang runtuh.
Pintu masuk ke dalam goa yang merupakan salah satu bagian dari geopark UNESCO ini sebenarnya ada dua. Dua-duanya berbentuk lubang mirip sumur. Itu sebabnya masyarakat setempat menyebut goa ini sebagai luweng. Namun, dengan alasan keamanan, yang digunakan hanya satu.
Sebelum menyusuri goa, pengelola akan memberi penjelasan singkat kepada pengunjung tentang apa saja yang perlu diikuti saat masuk ke dalam goa. Pengunjung diminta mengenakan perlengkapan, seperti wearpack khusus, helm pengaman, dan sepatu boot. Setelah semua selesai, pengunjung diajak memasuki goa. Dari proses memasuki goa sampai kegiatan di dalam goa, pengunjung juga akan dibantu oleh pemandu.
Dari titik turun, eksplorasi dapat dilakukan ke arah utara atau ke selatan. Ke arah utara panjang gua mencapai 300-an meter, sedangkan ke arah selatan berjarak sekitar 75 meter untuk sampai pada batas panjang gua.
Saat menyusuri goa, akan terlihat dinding goa yang terpahat alami dari air yang menetes. Susur goa dilakukan di pinggiran demi keamanan. Pengunjung tidak boleh melewati tengah goa karena dikhawatirkan ada batuan stalaktit yang jatuh.
Di dalam goa terdapat bebatuan yang mirip kepala singa. Salah satu ruangan diberi nama kamar pengantin. Juga ada ornamen lain, seperti ornamen tirai, ornamen keris, dan lain-lain.
Yang unik dari goa ini adalah jumlah stalagmit dan stalaktit yang banyak hingga terkenal sebagai goa yang memiliki hutan stalagmit dan stalaktit. Keindahan bebatuan tersebut juga menjadi daya tarik tempat ini.
Semenjak dirintis sebagai destinasi wisata minat khusus susur gua pada 2010, keberadaan Goa Cokro belum banyak dikenal. Dalam sebulan rata-rata ada 15-20 pengunjung yang berminat masuk ke dalam gua.