1001indonesia.net – Gas bumi atau gas alam menjadi salah satu energi yang menjadi perhatian dunia. Sebagai salah satu produsen besar gas, Indonesia mempunyai peran yang amat besar dalam membantu kemanfaatan keberlanjutan (sustainable use) dari gas. Indonesia juga berperan untuk terus membangun pengembangan dan konsumsi energi dunia yang semakin bersih.
Gas bumi adalah gas yang didapat dari reservoir, sejenis “waduk,” di dalam perut bumi. Gas alam ini biasanya bergabung dengan minyak bumi yang disebut sebagai associated gas. Namun, ada juga reservoir yang khusus menghasilkan gas yang disebut non-associated gas. Gas bumi atau gas alam bukan saja merupakan gas bakar yang paling penting, tetapi juga merupakan bahan baku utama untuk berbagai sintesis kimia.
Gas bumi memiliki daya bakar yang baik, biasanya ukuran daya bakar ini dinyatakan dengan nilai kalor atau Gross Heating Value (GHV). Nilai kalor gas bumi dibangun oleh komponen-komponennya, sehingga besarnya akan sangat tergantung dari komposisi gas tersebut. Nilai kalor adalah gabungan dari nilai kalor komponen hidrokarbon sesuai komposisinya masing-masing.
Produk turunan gas bumi adalah Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang terkait dengan eksplorasi minyak bumi, Liquefied Natural Gas (LNG) yang merupakan gas alam yang dicairkan dengan cara didinginkan, dan Compressed Natural Gas (CNG) yang merupakan gas alam yang disimpan dalam tekanan tinggi.
Gas bumi terutama dibutuhkan dalam industri dan ekonomi rumah tangga. Konsumsi energi yang semakin tinggi yang diakibatkan oleh tumbuhnya kota-kota, serta ekonomi kelas menengah, membuat pilihan energi yang lebih stabil dan lebih bersih menjadi pertimbangan kuat. Bahkan sekarang gas bumi menjadi pilihan utama untuk konsumsi bahan bakar rumah tangga di Indonesia, menggantikan minyak tanah yang keberadaannya semakin langka dan mahal.
Indonesia sendiri memiliki cadangan gas bumi yang besar. Saat ini, Indonesia memiliki cadangan gas terbesar ketiga di wilayah Asia Pasifik (setelah Australia dan Republik Rakyat China), dan berkontribusi untuk 1,5% dari total cadangan gas dunia. Cadangan gas yang bisa mencapai 59 tahun ini semestinya memberi ruang untuk lebih memperluas bauran energi Indonesia.