1001indonesia.net – Museum Seni Rupa dan Keramik merupakan salah satu dari tiga museum yang ada di kawasan Kota Tua Jakarta. Di museum ini pengunjung dapat melihat beragam koleksi karya seni rupa dan keramik dari seniman Tanah Air dari tahun 1800-an hingga sekarang.
Tempat ini sangat cocok sebagai destinasi wisata edukasi sejarah dan seni, utamanya bagi anak sekolah maupun keluarga. Museum buka dari hari Selasa hingga Minggu. Lokasinya mudah diakses dengan angkutan umum. Tarif tiketnya pun sangat terjangkau.
Sejarah
Bangunan yang digunakan sebagai Museum Seni Rupa dan Keramik ini awalnya merupakan gedung Ordinaris Raad van Justitie Binnen Het Casteel Batavia (Dewan Kehakiman pada Benteng Batavia). Gedung ini dibangun pada 1870 oleh arsitek Jhe. W.H.F.H. van Raders pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Pieter Miyer.
Pada 1949, bangunan ini digunakan oleh KNIL sebagai sarana Nederlansche Mission Militer (NMM). Gedung kemudian diserahkan kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai gudang logistik.
Pada 1970-1973, gedung bersejarah ini dijadikan sebagai kantor Walikota Jakarta Barat. Kemudian pada 1974, digunakan sebagai kantor Dinas Museum dan Sejarah.
Pada 20 Agustus 1976, gedung ini diresmikan menjadi Balai Seni Rupa oleh Presiden Soeharto atas inisiatif Adam Malik. Pada 10 Juni 1977, sebagian gedung ini diresmikan sebagai Museum Keramik oleh Gubernur Ali Sadikin.
Akhirnya, pada awal tahun 1990, Balai Seni Rupa dan Museum Keramik disatukan menjadi Museum Seni Rupa dan Keramik. Museum ini dikelola oleh Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta di bawah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
Baca juga: Raden Saleh, Perintis Seni Lukis Modern Indonesia
Koleksi museum
Museum Seni Rupa dan Keramik menyajikan koleksi karya seniman-seniman Indonesia sejak periode 1800-an sampai saat ini.
Koleksi Seni Lukis
Koleksi Seni Lukis Indonesia terbagi ke dalam beberapa ruangan menurut periodisasi sebagai berikut:
- Ruang Masa Raden Saleh (karya-karya periode 1880-1890)
- Ruang Masa Hindia Jelita (karya-karya periode 1920-an)
- Ruang Persagi (karya-karya periode 1930-an)
- Ruang Masa Pendudukan Jepang (karya-karya periode 1942-1945)
- Ruang Pendirian Sanggar (karya-karya periode 1945-1950)
- Ruang Sekitar Kelahiran Akademis Realisme (karya-karya periode 1950-an)
- Ruang Seni Rupa Baru Indonesia (karya-karya periode 1960-sekarang)
Koleksi Seni Rupa
Museum ini mempunyai sekitar 500 karya seni rupa dari berbagai bahan dengan teknik berbeda, seperti patung, totem kayu, grafis, sketsa, dan batik lukis.
Untuk koleksi yang ada dalam ruangan ini adalah patung-patung, seperti totem Asmat, patung tradisional dari Bali, serta totem dan patung kayu karya para seniman modern.
Koleksi Keramik
Koleksi keramik yang dimiliki museum ini berasal dari daerah-daerah Indonesia dan seni kreatif kontemporer. Ada pula koleksi keramik dari mancanegara, seperti dari China, Thailand, Vietnam, Jepang, dan Eropa yang berasal dari abad ke-16 hingga dengan awal abad ke-20.
Perpustakaan
Di museum ini juga terdapat perpustakaan bagi siapa saja yang ingin mendapatkan informasi seputar kesenian.
Toko Cenderamata
Seperti beberapa tempat wisata yang lain, Museum Seni Rupa dan Keramik juga menyediakan toko cenderamata. Beberapa jenis cenderamata yang dijual adalah buku seni rupa, kerajinan tangan, lukisan, mug keramik, kartu pos, dan sketsa.
Fasilitas Gedung
Gedung museum ini menyediakan beberapa fasilitas, antara lain ruang pertemuan atau aula dan ruang terbuka. Juga terdapat taman yang bisa dimanfaatkan untuk beragam acara, seperti pameran, pernikahan, seminar, lomba, dan lain sebagainya.
Studio Gerabah
Tak hanya menyimpan beragam koleksi seni rupa dan keramik, museum ini juga mempunyai tempat pelatihan membuat gerabah yang terbuka bagi pelajar dan umum.
Di tempat ini pengunjung dapat mempelajari pembuatan gerabah, mulai dari teknik pinching (pijit), cetak, dan roda putar. Di sini juga disediakan oven untuk pembakaran gerabah.
Alamat, harga tiket, dan jam buka
Museum Seni Rupa dan Keramik berada di Jalan Pos Kota No. 2 RT. 9, RW. 7, Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Museum ini beroperasi setiap hari Selasa-Minggu mulai dari pukul 09.00-15.00 WIB, sementara hari Senin tutup. Tiket masuknya sangat terjangkau. Pengunjung dewasa cukup membayar tiket Rp5.000, sementara pelajar dan mahasiswa Rp3.000, dan untuk anak-anak hanya Rp2.000 saja.
Berada di kawasan Kota Tua Jakarta, museum ini sangat mudah dijangkau, baik dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Bagi Anda yang menaiki KRL dari stasiun Bogor, Bekasi, Cikarang, Jatinegara, dan Tanjung Priok, bisa mengambil arah langsung menuju Stasiun Jakarta Kota.
Jika menggunakan Transjakarta, bisa langsung memilih jurusan Kota, kemudian turun di halte Kota. Letak museum tak jauh dari Stasiun Jakarta Kota dan halte bus Transjakarta.
Baca juga: Menikmati Akhir Pekan di Museum Wayang