Batanghari Sembilan, Tembang Daerah dengan Iringan Gitar Tunggal

1918
Tembang Batanghari Sembilan
Pementasan Batanghari Sembilan dengan iringan gitar tunggal. (Foto: travelinews.blogspot.com)

1001indonesia.net – Tembang Batanghari Sembilan adalah sebutan untuk lagu daerah dengan iringan petikan gitar tunggal yang berkembang di wilayah Sumatra Selatan. Lagu yang dilantunkan berupa pantun dalam bahasa Melayu dengan dialek setempat.

Tembang khas Sumatera Selatan ini berisi nasihat-nasihat keagamaan serta nilai dan norma adat. Ada juga yang berisi pantun-pantun lucu dan pantun-pantun belinjangan (berpacaran).

Lagu daerah ini digunakan sebagai komunikasi antara orang tua dan anak muda. Tembang ini juga berfungsi sebagai hiburan dan sebagai ungkapan perasaan antara sepasang muda-mudi yang sedang memadu kasih.

Anak bujang kadang membawakan tembang ini dengan iringan petikan gitar sambil berjalan berkunjung ke rumah gadis impiannya.

Budaya yang berbasis pada sungai

Sebenarnya Batanghari Sembilan merupakan istilah “tradisional” untuk menyebut sembilan buah sungai besar yang merupakan anak Sungai Musi, yakni Klingi, Bliti, Lakitan, Rawas, Rupit, Lematang, Leko, Ogan, dan Komering.

Pendapat lain mengungkapkan bahwa istilah Batanghari Sembilan merupakan sebutan lain dari kawasan Sumatera bagian selatan (Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, dan Bengkulu) yang memiliki sembilan sungai (batanghari) yang berukuran besar.

Dalam beberapa bahasa lokal di Sumatera bagian selatan, batanghari berarti sungai, bersinonim dengan kali (Jawa) atau river (Inggris).

Pada perkembangan selanjutnya, Batanghari Sembilan juga menjadi sebutan bagi budaya yang berbasis pada sungai yang berkembang di Sumatera bagian selatan. Di dalam budaya tersebut tercakup tembang Batanghari Sembilan yang merupakan salah satu genre lagu daerah yang berkembang di Sumatra Selatan.

Diiringi alat musik gitar tungal

Pada masa lalu, masyarakat Sumatera Selatan menggunakan beberapa alat musik tradisional sebagai pengiring tembang, seperti serdam, ginggung, suling, gambus, berdah, dan gong. Adakalanya mereka melantunkan tembang tanpa alat dan tanpa syair “meringit”.

Baca juga: Dambus, Alat Musik Petik Khas Bangka Belitung

Seiring perkembangan zaman, mulai alat-alat musik yang digunakan bertambah dan berganti. Beberapa alat musik baru yang digunakan antara lain accordion (ramanika), biola (piul), dan gitar (itar).

Sejak tahun 1960-an, alat musik pengiring yang dominan digunakan untuk mengiringi tembang daerah ini adalah gitar tunggal. Tembang yang diiringi berupa pantun empat kerat bersajak a-b a-b.

Sampai saat ini musik Batanghari Sembilan tetap bertahan. Salah seorang seniman yang dikenal sebagai maestro kesenian ini adalah Salihin. Sudah 40 tahun lebih, Salihin menggeluti kesenian ini.

Konsistensi Sahilin pada seni telah mendapat pengakuan dari berbagai kalangan. Pada 2007, ia dianugerahi gelar Maestro Seni untuk Pemantun Gitar Buah Sembilan dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Baca juga: Mengenal Musik Melayu Ghazal dari Riau

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

six − three =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.