Barong Ider Bumi, Upacara Tolak Bala Masyarakat Desa Kemiren

3197
Tradisi Barong Ider Bumi
Tradisi barong ider bumi suku Using di Desa Kemiren, Glagah, Banyuwangi. (Foto: RRI)

1001indonesia.net – Barong ider bumi merupakan upacara tolak bala dan bersih desa masyarakat suku Using di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Ritual yang sudah berusia ratusan tahun ini dilaksanakan setiap tanggal 2 Syawal mulai pukul 14.00.

Dilaksanakannya tradisi barong ider bumi pada setiap 2 Syawal memiliki makna tersendiri. Bagi orang Using di Desa kemiren, angka 2 menyimbolkan adanya dualitas pada ciptaan Tuhan, seperti seperti siang-malam, suka-duka, baik-buruk, dan laki-perempuan. Aturan ini secara ketat dilaksanakan oleh orang Using. Melaksanakan ritual barong ider bumi di luar waktu yang ditentukan dipercaya akan mendatangkan bencana bagi masyarakat, terutama bagi keluarga yang melestarikan barong.

Tradisi ini dimulai sejak tahun 1840-an. Saat itu, wilayah Banyuwangi yang masih bernama Blambangan diserang pagebluk. Wabah penyakit aneh menyerang dan menyebabkan kematian ratusan warga. Tanaman pertanian juga diserang oleh hama.

Menghadapi bencana tersebut, para sesepuh desa meminta petunjuk pada leluhur mereka yang bernama Buyut Cili yang makamnya masih dirawat hingga kini. Dalam mimpi, sesepuh desa mendapat petunjuk dari Buyut Cili, untuk mengusir bencana perlu diadakan arak-arakan barong. Dan benar, setelah arak-arakan dilakukan sesuai petunjuk, keadaan kembali normal.

Arak-arakan barong inilah yang sampai kini dilestarikan dan dilaksanakan setiap tahun. Selain berfungsi sebagai tolak bala, tradisi ini merupakan ungkapan rasa syukur atas berkah dari Yang Mahakuasa dan juga sebagai sarana silaturahmi antarwarga desa.

Barong ider bumi dilaksanakan dengan mengarak barong keliling desa dengan iringan mantra dalam alunan tembang macapat. Barong dalam ritual ini dipercaya memiliki untuk menjauhkan mara bahaya dari roh-roh jahat.

Tradisi masyarakat Using ini diawali dengan ritual sembur othik-othik, yaitui ritual melempar (menyembur) uang receh yang dicampur beras kuning dan bunga disepanjang jalan sebagai simbol membuang sial. Masyarakat kemudian mengarak tiga barong Using, diiring para sesepuh desa yang membawa kemenyan sambil membaca doa-doa bagi keselamatan warga.

Ritual ini diakhiri dengan kenduri atau makan bersama di sepanjang jalan desa. Dalam kenduri ini ada sajian khas pecel pitik (ayam kampung bakar dengan bumbu rempah dan parutan kelapa muda). Dulu, menu sakral ini hanya disajikan bila ada acara ritual adat.

Sejak empat tahun lalu, tradisi barong ider bumi menjadi salah satu agenda wisata Banyuwangi Festival (B-Fest). Tradisi ini melengkapi tradisi tarian seblang khas Banyuwangi yang juga bersifat sakral.

*Diolah dari berbagai sumber.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

four × 5 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.