Bambu Runcing, Senjata Tradisional Para Pejuang Kemerdekaan

4011
Bambu Runcing

1001indonesia.net – Bambu runcing menjadi salah satu senjata perang yang digunakan pejuang Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan. Senjata tradisional ini dipilih karena mudah didapat. Bambu runcing lalu menjadi identitas perang kemerdekaan.

Bambu runcing terbuat dari sebatang bambu yang ujungnya dilancipkan. Meski sangat sederhana, keganasan senjata ini rupanya mampu membuat tentara penjajah ketakutan.

Siapa saja yang tertusuk senjata ini tidak langsung mati, butuh berhari-hari bahkan berbulan-bulan hingga ia mati secara perlahan. Rasa sakit yang ditimbulkan itulah yang membuat tentara Belanda ketakutan. Belum lagi jika korban mengalami infeksi akibat kuman atau racun yang sengaja ditempelkan pada ujung bambu rucing. 

Konon, senjata ini mulai dikembangkan semasa pendudukan Jepang, yang terkenal dengan sebutan takeyari. Senjata ini digunakan untuk menghadang pasukan payung musuh yang diterjunkan dari udara. 

Latihan bahaya udara digiatkan terutama ketika Jepang kian terdesak Sekutu. Rakyat dilatih perang-perangan. Sawah-sawah juga dipasangi bambu yang dilancipkan untuk merintangi penerjunan tentara musuh.

Namun, senjata ini pula yang digunakan pejuang Republik untuk menghadapi tentara Jepang, Sekutu, dan Belanda setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.

Senjata ini dipilih karena kurangnya persenjataan perang yang ada, sementara bangsa Indonesia harus berjuang untuk mempertahankan kemerdekaannya. 

Tak hanya para pejuang dari kelaskaran yang menggunakan senjata yang sangat sederhana ini. Sebagian besar anggota Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang berdiri pada 22 Agustus 1945 juga menggunakannya. Maklum, setiap kesatuan BKR hanya memiliki senjata api tidak lebih dari satu persen, terutama dipegang para komandan. 

Monumen Bambu Runcing

Untuk mengingat perjuangan para pahlawan pada perang kemerdekaan, dibangunlah Monumen Bambu Runcing di Surabaya. Monumen yang berada di Jalan Panglima Sudirman ini menjadi simbol patriotisme para pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan.

Monumen ini memiliki 5 pilar dengan tinggi yang tidak sama dan dibentuk seperti bambu runcing. Pada waktu-waktu tertentu, muncul air yang mengalir keluar dari bambu runcing, layaknya air mancur. Sebuah taman kecil mengelilingi monumen ini.

Lokasinya yang berada di tengah kota sangat strategis. Para wisatawan yang berkunjung ke Kota pahlawan langsung mengenali monumen ini saat melintas di sekitarnya. Monumen ini juga berdekatan dengan lokasi Kebun Binatang Surabaya, Tugu Pahlawan Surabaya, dan Tunjungan Plaza.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

eight + sixteen =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.