1001indonesia.net – Badak jawa (Rhinoceros sondaicus) merupakan spesies badak yang dilindungi di taman Nasional Ujung Kulon. Termasuk hewan terlangka di dunia dengan populasi hanya 60 ekor saja. Lambatnya proses perkembangbiakan, hilangnya habitat asli, dan perburuan liar menjadi faktor utama menurunnya populasi badak jawa.
Badak jawa adalah salah satu dari lima spesies badak yang diketahui masih hidup di alam liar. Ciri utamanya adalah satu cula yang menyembul di atas mulut badak jantan. Sedangkan badak betina hanya berupa tonjolan yang disebut cula batok. Warnanya abu-abu gelap hingga hitam. Tubuhnya besar dan berkulit tebal, tapi tidak buas. Sifatnya yang sangat pemalu dan senang menyendiri dalam kelebatan hutan membuatnya sangat sulit untuk dijumpai.
Badak memiliki kebiasaan makan di malam hari. Penciumannya sangat tajam sehingga meskipun dalam gelapnya malam, mereka dapat memilih makanan yang mereka sukai, berupa rerumputan, daun-daunan muda, tunas, dan ranting-ranting tumbuhan. Mereka juga sangat senang berkubang dalam lumpur.
Berat badak jawa dapat mencapai 1,5 hingga 2 ton lebih. Mereka mulai berkembang biak pada umur delapan tahun, dan dapat melahirkan empat sampai lima kali.
Meski dinamakan badak jawa, dulu penyebaran badak ini tidak hanya di Pulau Jawa. Badak jawa hidup di sepanjang Asia Tenggara, Tiongkok, dan bahkan India. Sayangnya seiring berjalannya waktu, populasi badak jawa menurun drastis. Saat ini, jenis badak ini hanya dapat ditemukan di Taman Nasional Ujung Kulon dengan jumlah yang sangat sedikit.
Taman Nasional Ujung Kulon adalah taman nasional yang pertama kali diresmikan oleh pemerintah Indonesia. Sejak 1991, taman nasional yang terletak di ujung barat Pulau Jawa ini ditahbiskan sebagai situs warisan alam dunia oleh UNESCO. Taman nasional ini mencakup hutan lindung yang sangat luas yang menjadi habitat bagi badak Jawa.
Tersiar kabar bahwa pada periode Maret sampai Agustus 2015, Tim Rhino Monitoring Unit (RMU) Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) berhasil menemukan tiga anak badak jawa baru di Semenanjung Ujung Kulon. Dengan temuan tersebut maka total populasi satwa langka ini menjadi 60 ekor.
Sebelumnya, berdasarkan hasil monitoring tahun 2014, jumlah badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon sebanyak 57 ekor yang terdiri dari 31 ekor jantan dan 26 ekor betina. Semoga temuan ini menjadi tanda baik bagi kelestarian satwa yang terancam punah ini.