1001indonesia.net – Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) menyimpan kekayaan alam yang sangat kaya. Terletak di 13 kabupaten di Provinsi Aceh dan 3 kabupaten di Sumatra Utara, luas kawasan ekosistem ini 2.634.874 hektare.
Di dalamnya, terdapat Taman Nasional Gunung Leuser, kawasan suaka alam, hutan lindung, hutan produksi, hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap, dan hutan produksi yang dapat dikonversi.
Pemandangan alam di Kawasan Ekosistem Leuser sangat menawan dan beragam, mulai dari pemandangan hijaunya hutan alami, jernihnya air sungai, indahnya air terjun, hayatinya yang sangat beragam, segarnya udara, hingga beragam satwa langka.
Keindahan hutan Leuser dapat dinikmati secara oleh siapa saja tanpa perlu membayar. Pada akhir tahun, biasanya banyak pelancong berwisata ke Gayo Lues dan Aceh Tenggara. Selain menyaksikan orangutan, mereka juga gemar melakukan pendakian dan arung jeram di Sungai Alas.
Sebagai hutan hujan, Leuser berfungsi sebagai penyangga kehidupan manusia. Leuser memastikan ketersediaan air dan udara yang bersih.
Begitu kayanya Leuser hingga kawasan ini menjadi harta karun dan laboratorium dunia. Kelestarian Leuser memberikan dampak positif bagi iklim dunia. Sebaliknya, kerusakan Leuser memperparah pemanasan global.
Di dalam kawasan Leuser juga terdapat tiga rawa gambut air tawar, yakni Tripa, Singkil, dan Kluet. Kedalaman rawa gambut yang mencapai 12 meter menjadi tempat penyimpanan karbon, pengendali banjir, dan potensi perikanan.
Perusakan hutan dan rawa akan memengaruhi perubahan iklim global. Kerusakan Leuser bukan hanya mengancam warga sekitar, melainkan juga masyarakat dunia.
Orangutan Sumatra
Kawasan ekosistem Leuser tidak hanya berguna untuk menyangga kehidupan manusia. Kawasan ini menjadi rumah besar bagi beragam satwa langka. Ada ratusan mamalia, burung, dan reptil di sana. Salah satu yang fenomenal adalah orangutan sumatra.
Keberadaan orangutan sangat bermanfaat bagi kelestarian dan keseimbangan ekosistem hutan. Satwa langka yang dilindungi ini merupakan penyebar biji tanaman yang paling efektif. Biji dari buah yang dia makan dan keluar dari kotorannya menjadi benih unggul yang tumbuh di tempat benih itu jatuh. Dengan demikian tutupan hutan terjaga.
Di Indonesia, orangutan hanya terdapat di dua kawasan, yakni Sumatra dan Kalimantan. Saat ini, satwa ini terancam punah karena perburuan dan penyempitan hutan. Di hutan Leuser sendiri, perburuan terhadap orangutan masih marak. Saat ini, orangutan yang masih ada di hutan Leuser sekitar 14.000. Jumlah ini akan terus menyusut jika perburuan tidak dihentikan.