Tradisi Pemaka, Upacara Penyambutan Tamu di Manggarai Barat

1928
Tradisi Pemaka Manggarai Barat
Tradisi Pemaka merupakan cara penyambutan tamu yang dilakukan oleh para tetua adat di Kabupaten Manggarai Barat, NTT. (Foto: KOMPAS.com / MARKUS MAKUR)

1001indonesia.net – Tradisi Pemaka adalah merupakan cara tetua adat di seluruh Kabupaten Manggarai Barat untuk menyambut tamu yang berkunjung di kampung-kampung. Tradisi ini hanya ada di kawasan Manggarai Barat, tidak ada di tempat lain.

Seperti yang dilansir Kompas.com, tak semua tamu disambut dengan Tradisi Pemaka. Hanya tamu-tamu khusus, seperti gubernur, bupati, uskup, imam yang baru ditahbiskan dan para petinggi bangsa, yang disambut dengan Tradisi Pemaka.

Di masa lampu, tradisi ini dilakukan untuk menyambut Raja dan Dalu yang mengunjungi kampung-kampung di seluruh Manggarai Barat. Kini, meski yang menyandang Raja dan Dalu sudah tidak ada di wilayah ini, tapi warisan leluhur ini masih terus dijaga dengan baik di kampung-kampung.

Rangkaian Tradisi Pemaka dimulai dengan Tradisi Kepok Kapu. Tradisi ini dilakukan sebagai penyambutan awal bagi tamu yang mengunjungi kampung-kampung ketika ada upacara keagamaan, upacara kenegaraan, ataupun ritual adat yang dihadiri oleh pemimpin lokal, baik dari lembaga keagamaan maupun pemerintah.

Dalam tradisi ini, digunakan ayam jantan berwarna putih sebagai lambang ketulusan masyarakat. Tetua memegang ayam itu sambil menuturkan ungkapan dalam bahasa lokal sebagai tanda penyambutan secara adat.

Selain ayam jantan warna putih, ada juga tuak atau moke lokal yang ditaruh dalam sebuah wadah yang disebut tawu.

Rangkaian acara kemudian dilanjutkan dengan mengalungkan Selendang Songke kepada tamu-tamu khusus. Yang dipercaya untuk melakukan tugas ini adalah para perempuan.

Puncak Tradisi Pemaka adalah ketika tetua adat mengeluarkan sebilah keris adat yang berada di pinggangnya. Keris adatnya ditancapkan ke tanah dan lalu ditunjukkan ke langit.

Keris adat lalu diarahkan kepada tamu yang disambut itu, sambil berkali-kali menghentakkan kaki maju mundur. Hal itu dilakukan sebagai tanda penghormatan kepada tamu yang datang mengunjungi tempat itu.

Tak semua orang bisa membawakan Tradisi Pemaka. Hanya tua-tua adat tertentu saja yang bisa membawakan tradisi penyambutan tamu ini.

Baca juga: Tari Pendet, Tarian Penyambutan Tamu Khas Pulau Bali

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

17 + 14 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.