Tektekan, Kesenian Musik Tradisional dari Desa Karambitan Bali

1952
Kesenian Tektekan
Tektekan merupakan salah satu warisan budaya asli dari Kerambitan, Tabanan, Bali. (Foto: Jayapos.com)

1001indonesia.net – Tektekan merupakan kesenian musik tradisional dari Kerambitan, Tabanan, Bali. Sebagian besar alat musiknya terbuat dari bambu. Dalam perjalanan waktu, kesenian ini mengalami perkembangan hingga mendapatkan bentuknya seperti yang sekarang ini.

Tektekan berasal dari kata tek yang bentuk majemuknya menjadi tektek, ditambah dengan akhiran –an menjadi tektekan. Kesenian musik tradisional ini memang didominasi oleh suara tek…tek…tek yang dihasilkan dari suara kentongan bambu.

Asal-mula

Konon, kesenian ini muncul ketika warga Kerambitan mengalami grubug atau wabah. Menurut kepercayaan setempat, jika ada seseorang disembunyikan oleh Gamang atau Samar (roh halus) maka untuk menemukannya perlu diadakan nektek, yaitu dengan memukul benda apa saja yang bisa menimbulkan bunyi di sekitar tempat kejadian.

Pada sekitar tahun 1920-an warga Kerambitan diserang wabah penyakit yang menelan banyak korban. Warga merasa ketakutan. Mereka tidak tahu kapan wabah akan berakhir. Apalagi pada malam harinya sering terdengar suara yang aneh-aneh.

Untuk mengusir wabah yang dipercaya diakibatkan oleh roh-roh jahat (bhuta kala) yang menyerang warga, warga kemudian berinisiatif untuk memukul benda-benda yang dapat menimbulkan bunyi yang keras, kaleng, kuali, besi, cangkul, dan sebagainya.

Pada 1930-an, wabah kembali terjadi. Warga juga melakukan hal yang sama untuk mengusirnya. Namun, terjadi ada pembaruan dari sebelumnya, yaitu dengan menggunakan bahan dari bambu yang disebut kulkul.

Pada 1967, ketika hasil panen yang didapatkan melimpah ruah, masyarakat mengungkapkan kegembiraan dan rasa syukurnya dengan membunyikan kulkul dari bambu sambil mengitari desa. Sejak itulah, kesenian tradisional Tektekan terus berkembang.

Seiring dengan perkembangan zaman, tradisi ini kemudian dikembangkan menjadi seni pertunjukan wisata. Para seniman Desa Kerambitan terus mengembangkan gamelan Tektekan. Musik tradisional ini kemudian digunakan sebagai pengiring seni teatrikal sehingga disebut Tetekan Calonarang.

Baca juga: Gordang Sembilan, Alat Musik Tradisional Mandailing yang Melegenda

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

8 − 7 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.