1001indonesia.net – Tak diragukan lagi Indonesia memiliki keragaman wastra yang sangat kaya. Masing-masing daerah mengembangkan jenis wastranya sendiri yang khas dan indah. Tak terkecuali Palembang dengan songketnya. Karena keistimewaannya, songket Palembang menjadi salah satu wastra paling populer di Indonesia.
Menurut catatan sejarah, songket sudah berkembang di Sumatera Selatan sejak masa Kerajaan Sriwijaya (abad 7-14 Masehi). Jejak songket Palembang tertua terdapat pada pakaian arca-arca di situs percandian Bumiayu, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Sumatera Selatan.
Kompleks percandian Bumiayu merupakan situs peninggalan agama Hindu dari masa antara abad ke-8 dan ke-9 Masehi. Dengan demikian, kemungkinan besar songket sudah dikenal oleh masyarakat Sumatera Selatan sejak masa itu atau ketika Sriwijaya masih berkuasa. Sementara teknologi pembuatannya diduga diserap dari India atau China.
Di Sumatera Selatan, songket memiliki banyak fungsi dan digunakan pada acara-acara adat. Kain tradisional ini biasanya digunakan untuk pakaian adat pengantin wanita dan pria. Dalam adat pernikahan Sumatera Selatan, kain yang terbuat dari perpaduan benang sutra dan emas itu menjadi salah satu antaran wajib dari keluarga calon pengantin pria kepada keluarga calon pengantin wanita.
Selain itu, songket juga digunakan sebagai kain untuk menggendong bayi dalam acara akikah. Kain yang umumnya berukuran 115 x 200 cm itu juga bisa menjadi tanjak atau penutup kepala khas pria Palembang, selendang untuk wanita, kain pinggang untuk pria, kain panjang untuk wanita, dan baju kurung untuk wanita.
Seiring waktu kain yang ditenun dengan benang emas dan perak itu terus berkembang dan bertranformasi menjadi busana-busana modern yang anggun. Ada yang membuat songket menjadi jas, baik untuk pria maupun wanita. Di kala pandemi ini, songket bahkan dibuat menjadi masker.
Hingga sekarang, warisan yang sudah berumur ratusan tahun itu masih bertahan dan bahkan berkembang. Sejauh ini setidaknya ada enam jenis utama songket Palembang, yakni lepus, tabur, bungo, limar, tretes, dan rumpak. Dari jenis-jenis itu ada pula ragam modifikasinya.
Karena ragam jenis motifnya yang kaya, kualitas bahannya yang tinggi, dan kerapian hasil pembuatannya, songket Palembang menjadi salah satu kain tradisional paling populer di Indonesia dan Asia Tenggara. Songket Palembang kualitas tinggi bahkan bisa dihargai puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Berkat keistimewaan yang dimilikinya, kekayaan wastra asal Palembang itu telah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia sejak 2013.
Baca juga: Songket Bali, Kekayaan Kerajinan Tradisional Pulau Dewata