Singo Ulung, Seni Barongan dari Kabupaten Bondowoso

1419
Tari Singo Ulung
Pertunjukan tari Singo Ulung. (Foto: Kamerabudaya.com)

1001indonesia.net – Indonesia memiliki beragam kesenian barongan. Yang paling terkenal tentunya Reog Ponorogo. Banyuwangi memiliki Barong Ider Bumi sebagai tradisi tolak bala. Bondowoso juga memiliki kesenian barongannya sendiri. Namanya Tari Singo Ulung.

Asal-usul

Tari Singo Ulung diciptakan oleh pendiri desa Blimbing, Kiai Singo Wulu. Tari itu diciptakan berdasarkan pada sejarah berdirinya desa Blimbing di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.

Konon, Kiai Singo Wulu datang dari daerah lain. Dalam perjalanannya, dia berhenti di hutan dan berteduh di bawah pohon buah belimbing.

Kedatangan Kiai Singo Wulu di tempat tersebut ternyata membangkitkan amarah penguasa hutan yang bernama Jasiman. Terjadilah perkelahian antara keduanya.

Baca juga: Makna Filosofis Pertunjukan Tari Barong Bali

Dalam perkelahian tersebut, keduanya menggunakan kayu rotan untuk melindungi diri masing-masing dari serangan lawan. Dengan kesaktian yang dimilikinya, Kiai Singo Wulu berubah wujud menjadi harimau putih. Jasiman tidak mampu melawan harimau putih jelmaan diri Kiai Singo Wulu.

Setelah perkelahian itu, Kiai Singo Wulu dan Jasiman terlibat perbincangan. Ternyata keduanya berasal dari perguruan yang sama. Jasiman akhirnya kagum dengan kehebatan dan kesederhanaan Kiai Singo Wulu. Ia bahkan merencanakan hendak menikahkan Kiai Singo Wulu dengan adiknya.

Setelah menikah, Kiai Singo Wulu, bersama istrinya dan Jasiman membangun sebuah desa di hutan bekas tempat pertemuannya dahulu. Desa yang pada perkembangannya menjadi makmur dan sejahtera itu diberi nama desa Blimbing.

Kiai Singo Wulu kemudian diangkat menjadi kepala desa pertama di desa Blimbing. Kesenian tradisional tari singo ulung diciptakan untuk menggambarkan awal mula berdirinya desa Blimbing di Bondowoso, Jawa Timur.

Pertunjukan

Tari Singo Ulung dianggap sebagai perpaduan antara seni tari Topeng dan Ojung. Para penari singo mengenakan kostum singa berwarna putih. Sedangkan penari yang memerankan Jasiman menggunakan kostum panji seperti pada Tari Topeng.

Baca juga: Mengenal Wayang Topeng Malang

Sedangkan para penari wanita menggunakan busana tradisional, seperti kebaya dan sampur. Penari warok menggunakan pakaian serba hitam dengan kaos berwarna merah putih khas Madura dan membawa rotan.

Pertunjukan diringi dengan musik gamelan tradisional, terdiri atas kendang, terompet, dan kenong telo. Iringan musik gamelan menambah keseruan dan daya tarik pertunjukan tarian Singo Ulung.

Tari Singo Ulung masih terus dilestarikan hingga saat ini. Tari Singo Ulung rutin dipentaskan menjelang bulan suci Ramadan, yakni tanggal 15 bulan Syakban bertepatan dengan pelaksanaan bersih desa. Tarian ini juga ditampilkan di acara-acara besar di Kabupaten Bondowoso.

Sebagai upaya untuk menjaga kelestariannya, tarian khas ini dipelajari di beberapa sanggar seni di Bondowoso. Selain ditampilkan pada acara-acara besar, tarian ini juga sering ditampilkan di acara lain seperti penyambutan tamu dan festival budaya. Ini dilakukan sebagai upaya melestarikan dan memperkenalkan kesenian ini ke khalayak luas.

Baca juga: Sisingaan, Cara Kreatif Masyarakat Subang untuk Menyindir Penjajah Inggris

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

5 − 5 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.