1001indonesia.net – Masyarakat Betawi memiliki hidangan khas yang disajikan saat upacara pernikahan untuk menjamu keluarga besan. Sayur berkuah santan yang diisi dengan terubuk ini dinamakan sayur besan.
Sayur ini dihidangkan oleh keluarga perempuan ketika keluarga laki-laki datang ke rumah setelah acara pernikahan. Tentu saja bukan hanya keluarga besan yang menikmati hidangan yang satu ini, tetapi juga semua tamu yang hadir saat itu.
Dulu, membuat sayur besan adalah tradisi masyarakat Betawi Pinggir yang tinggal di area Jakarta Selatan hingga Parung. Sementara masyarakat Betawi Tengah lebih mengenal hidangan yang disebut laksa pengantin.
Penggunaan bahan yang unik
Salah satu yang membuat sayur ini unik adalah penggunaan bunga tebu atau terubuk (Saccharum edule). Termasuk ke dalam jenis bunga, terubuk bentuknya sama dengan tanaman tebu, yaitu memiliki batang yang beruas-ruas dan warna batangnya hijau kemerahan.
Di beberapa daerah seperti Jawa Barat, terubuk dikenal dengan nama tiwu endog atau terubus, sedangkan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur dikenal dengan tebu endog atau tebu terubuk.
Sebutan endog atau telur dikarenakan pada tanaman ini bagian yang dimakan ini teksturnya mirip dengan telur ikan. Nah, ‘telur’ itulah yang terakhir dimasukkan ke dalam panci rebusan sayur besan.
Terkait dengan hari Lebaran
Sayur besar juga erat kaitannya dengan hari lebaran. Sebab, sebelum atau setelah lebaran banyak orang yang melangsungkan pernikahan. Saat itulah sayur besan disajikan.
Sayur besan biasanya disantap dengan lauk pendamping, tetapi lauk tersebut bukan menu wajib. Biasanya lauk pendamping terdiri dari terubuk telur sambal goreng udang, telur dadar gulung atau oseng daun pepaya campur teri. Kemudian ada juga ikan mujair goreng dan sambal lalap.
Langka dan mahal
Sayangnya, sayur besan kini mulai langka. Mengingat terubuk, salah satu bahan pembuatan sayur besan sulit untuk didapatkan. Karena langkanya terubuk, sayur ini semakin jarang disajikan dan harganya pun mahal.
Baca juga: Mengenal Roti Buaya yang Selalu Hadir dalam Pernikahan Adat Betawi