1001indonesia.net – Selain Istano Basa Pagaruyuang dan Istano Silinduang Bulan yang terkenal, satu lagi peninggalan Kerajaan pagaruyuang adalah Rumah Gadang Bundo Kanduang. Rumah adat Minang ini merupakan salah satu situs paling berharga dalam sejarah Sumatra Barat.
Konon, rumah gadang ini merupakan asal Bundo Kanduang, pemimpin perempuan pertama di Minangkabau. Ada juga pendapat yang mengungkapkan, raja-raja Minangkabau (Kerajaan Pagaruyuang) yang memerintah negeri ini turun dari rumah gadang itu setelah dilewakan menjadi raja.
Rumah Gadang Bundo Kanduang ini tidak sebesar Istano Basa Pagaruyuang atau Istano Si Linduang Bulan. Ukurannya hanya sekitar 6 m x 3 m. Bentuknya seperti rumah gadang pada umumnya.
Di dalamnya, terdapat tiga ruangan. Ruang depan seperti serambi. Ada pintu kayu di bagian kanan serambi rumah itu. Di bawahnya terdapat tangga batu. Seluruh dinding bagian dalam rumah gadang ini ditutupi kain berwarna, dengan warna dominan kuning.
Di dalam rumah gadang ini masih banyak terdapat benda-benda kerajaan yang masih asli, seperti Al-Quran tua bertulis tangan, keris, tombak, gerabah, dan peralatan dari kuningan. Juga terdapat dulang besar yang terbuat dari kuningan.
Batu Basurek
Lokasi rumah gadang peninggalan Bundo Kanduang ini berada di daerah Pagaruyung, sekitar 2 km sebelum Istana Pagaruyuang, dari arah kota Batusangkar.
Tepat di seberang bangunan ini terdapat situs Batu Basurek Adityawarman. Jadi, pengunjung yang datang ke rumah gadang ini bisa sekaligus datang ke Situs Batu Basurek ini.
Situs batu basurek atau batu bersurat ini terdiri atas 10 buah prasasti yang berada dalam satu area. Kompleks situs batu tulis seluas 2 meter x 4 meter ini terlindung atap. Prasasti tersebut dibuat oleh Raja Adityawarman yang memerintah Kerajaan Pagaruyuang pada 1347-1375.
Di daerah Batusangkar dan sekitarnya terdapat banyak situs batu tulis. Namun, Situs Batu Basurek Adityawarman ini lebih terkenal karena letaknya dekat dengan Istana Pagaruyung.