WS Rendra, Si Burung Merak

4872
W.S. Rendra
W.S. Rendra (Sumber: Istimewa)

1001indonesia.net – Rendra dijuluki sebagai “Burung Merak”. Untuk yang pernah melihat kiprahnya dalam Rambate Rate Ratta—karya yang dicipta pada 1967, menjadi populer dan berpengaruh bagi teater-teater sekolah di tahun 70-an—ada pengaruh kuat terhadap publik dengan konsep “Teater Mini Kata”.

Begitu pun, dengan kiprah sastranya yang menampilkan gelegak epik yang amat kuat. Agaknya mustahil untuk tidak melihat pengaruh Rendra pada dunia susastra Indonesia dalam kurun waktu puluhan tahun setelahnya. Baik untuk alasan-alasan kemarahan, politik, keindahan, atau puja terhadap bangsa, Rendra menyuarakan lantang secara jenius karya-karyanya.

Apabila kritik hanya boleh lewat saluran resmi, maka hidup akan menjadi sayur tanpa garam.

Aku tulis pamflet ini.

Dilahirkan sebagai Wilibrordus Surendra Brata—hingga dipanggil akrab “Mas Willy”—pada 7 November 1935, ia tak berhenti menghasilkan karya-karya fenomenal.

Balada Orang-Orang Tercinta (tercatat muncul pada 1957) mengingatkan karya fenomenal Surat Cinta dan Balada Terbunuhnya Atmo Karpo; Empat Kumpulan Sajak (1961), Blues untuk Bonnie (1971), Sajak-Sajak Sepatu Tua (1972), Potret Pembangunan dalam Puisi (1996), dan Doa untuk Anak Cucu (2013).

Ia dikenal juga berkarya bersama Bengkel Teater di mana ia membangun suatu tradisi dan karya yang berumur panjang. Turut lahir dari teater ini adalah sastrawan-sastrawan yang lahir dan berkiprah di kemudian hari. Penghargaan dari dunia yang luar biasa banyak sepertinya sudah menegaskan posisinya sebagai sastrawan besar.

Emha Ainun Nadjib mengisahkan bagaimana penyair ini meninggal pada malam Jumat (Kamis, 6 Agustus 2009) tepat saat bulan purnama bersinar. Sang maestro meninggal di saat yang terbaik dalam kegagahannya.

Sekarang, mungkin, kita masih mencerna Rendra. Apa esensi Rendra? Tiap-tiap orang mempunyai penafsiran sendiri, mempunyai cecap cita rasa sendiri. Tidak ada yang bisa membatasinya. Mungkin di sinilah kebesaran Rendra, bahwa ia dialami oleh tiap-tiap orang, tiap-tiap kelompok, tiap-tiap zaman, secara personal.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

sixteen − twelve =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.