Pantun Batobo, Warisan Budaya Tak Benda dari Riau

1930
Pantun Batobo
Ilustrasi (Foto: Lamriau.id)

1001indonesia.net – Pantun Batobo adalah sastra lisan yang berasal dari wilayah budaya Kampar, Kuantan Singingi, dan Indragiri Hulu. Pantun ini dilagukan oleh para petani ketika kegiatan Batobo dilakukan.

Batobo atau tobo adalah merupakan kegiatan gotong royong untuk mengerjakan ladang yang dilakukan secara secara bersama-sama. Dalam bahasa Riau, tobo berarti berkelompok, bersama-sama, atau berkawan-kawan.

Biasanya anggota batobo terdiri atas 10 sampai 15 orang. Kelompok bisa dibentuk dengan anggota dari masyarakat umum maupun secara persukuan. Anggota batobo (anak tobo) bergiliran mengerjakan sawah mereka yang tergabung dalam kelompok tersebut.

Bagi wargayang tak memiliki lahan, tetap bisa menjadi anggota batobo. Mereka akan diberi upah yang layak atas pekerjaannya.

Batobo menjunjung tinggi prinsip kebersamaan dan kekeluargaan. Namun, kerja sama yang dilakukan hanya sebatas pada pengelolaan lahan, dan tidak berlaku pada hasil pertanian itu.

Setiap anggota diminta membuat jadwal pengerjaan yang nantinya akan digarap secara bergiliran. Di dalam satu kelompok batobo, akan ditunjuk satu orang ketua kelompok (tua tobo) yang mengatur sistem pengerjaan.

Mereka bekerja mulai dari pagi hingga tengah hari. Kemudian dilanjutkan setelah waktu Zuhur sampai masuk waktu Ashar. 

Sebagai hiburan pengobat penat dan letih, para petani saling berpantun. Pantun inilah yang disebut dengan pantun batobo. Dalam pantun ini terdapat metafor-metafor serta penggunaan tanda bahasa yang menarik.

Terancam Punah

Saat ini, keberadaan pantun batobo terancam punah. Kegiatan Batobo sudah berangsur ditinggalkan. Ditambah lagi, para petani yang menggarap sawah dan ladang sudah banyak yang beralih menjadi pekebun sawit. Sebab itu, kegiatan bergotong-royong dan berpantun semakin sulit ditemukan di masyarakat.

Untuk menjaga kelestariannya, beberapa pihak sudah melakukan pendokumentasian dan penelitian agar seni tradisi ini tidak hilang. Pada 2017, Kemdikbud menetapkan batobo sebagai warisan budaya tak benda (WBTB).

Baca juga: Batombe, Tradisi Berbalas Pantun di Sumatra Barat

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

2 × one =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.