1001indonesia.net – Ketika umumnya orang merayakan tahun baru dengan ingar-bingar dan gemerlapnya kembang api, masyarakat Hindu Bali menyambut pergantian tahun saka dalam keheningan Nyepi selama sehari-semalam.
Dalam waktu 24 jam itu, masyarakat Hindu Bali melaksanakan catur brata. Di saat inilah, mereka mengistirahatkan seluruh hasrat badani setelah setahun penuh bergelut dalam keriuhan dunia.
Rasanya Nyepi tak hanya dibutuhkan oleh masyarakat Hindu Bali, tapi juga oleh kita semua. Keheningan dan keberjarakan dari aktivitas keseharian merupakan sarana untuk kembali pada kesejatian diri. Tanpa sadar, konsumerisme yang diperkuat oleh kapitalisme, globalisme, dan kemajuan teknologi telah menjauhkan kita dari diri kita sendiri.
Kita disibukkan untuk mengejar apa yang kita dan orang lain anggap bagus buat kita. Tapi tak pernah bertanya, apakah hal itu membuat kita menjadi manusia yang lebih baik. Akibatnya, semakin kita ingin menjadi sesuatu dengan melekatkan banyak hal pada diri kita, semakin asing kita dengan diri kita sendiri.
Keheningan dapat menjadi momen bagi kita untuk menanggalkan segala atribut luar. Membuat kita hadir apa adanya, tanpa embel-embel kekayaan, jabatan, ataupun ketenaran. Kita kembali ke titik nol dengan sebuah kesadaran bahwa segala kesenangan duniawi bukanlah hal yang abadi.
Tentu menjaga jarak dari keriuhan dunia bukan dimaksudkan untuk menyangkalnya atau menganggapnya tak penting. Tapi untuk menjaga kesadaran agar kita tahu mana yang memang kita butuhkan dan mana yang sekadar keinginan. Sehingga kita tidak dikendalikan oleh hasrat buta dan godaan para kapitalis yang membanjiri kita dengan produk-produk mereka.
Selamat Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1941.