Mengenal Tomako Batu, Produk Budaya Masyarakat Sentani, Papua

678
Tomako Batu
Kapak batu atau tomako batu digunakan masyarakat Sentani sebagai alat pembayaran mas kawin. (Foto: tabloidpapuabaru.com)

1001indonesia.net – Tomako batu adalah kapak batu yang dimanfaatkan masyarakat Sentani, Papua, sebagai alat kerja, mas kawin, pembayar denda, dan hadiah. Pada pernikahan adat suku-suku di wilayah Sentani, tomako batu merupakan mas kawin yang wajib ada, diberikan mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan.

Panjang tomako batu yang digunakan sebagai mas kawin sekitar 10-30 cm. Permukannya mengilap. Dari zaman prasejarah hingga abad ke-20, kapak batu ini digunakan sebagai alat potong dan senjata untuk mempertahankan diri dari serangan musuh. Di Sentani Tengah, kapak batu ini disebut rela, di Sentani Barat disebut dera, dan di Sentani Timur disebut roboni.

Baca juga: Sangiran, Jejak-jejak Purba di Bumi Nusantara

Dalam salah satu cerita rakyat Papua, tamako batu menjadi salah satu simbol seorang nenek yang menjadi ratu dan berkuasa atas daerah di sekitar Demta (sekarang menjadi Kecamatan Demta). Nenek tersebut bernama Sumda dan dijuluki ‘’nenek raksasa’’ karena memiliki kekuatan besar yang tidak dimiliki oleh manusia lainnya.

Sampai sekarang, kapak batu masih menjadi bagian dari budaya masyarakat Sentani, utamanya dalam upacara pernikahan adat. Pada tradisi masyarakat di wilayah Sentani, selain sejumlah uang, ada dua jenis benda yang wajib ada sebagai alat pembayaran mas kawin, yakni tomako batu dan manik-manik.

Ada beberapa jenis tomako batu. Ada yang panjang, ada pula yang pendek. Merujuk pada warnanya, kapak batu ini pun bisa dibedakan menurut gender.

Masyarakat adat Sentani, khususnya di daerah bagian tengah, menyebut kapak batu berwarna biru kehijauan sebagai laki-laki (hawabhu). Sedangkan yang berwarna hitam dikenal sebagai kapak batu perempuan (nokombu).

Warna kapak tersebut asli bari bahan batunya, bukan dari hasil pengecatan. Bahan yang digunakan dipilih yang benar-benar berkualitas karena kapak batu ini digunakan sebagai harta turun-menurun.

Baca juga: Piring Gantung, Arti Penting Keramik China bagi Orang Biak

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

18 − seventeen =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.