Membaca Sejarah Indonesia

2026
A Brief History of Indonesia
Diskusi bedah buku A Brief History of Indonesia di Jakarta pada 15 Agusrus 2017 menghadirkan Tim Hannigan (penulis), Tri Chandra Aprianto (dosen sejarah Universitas Jember), dan Arif Susanto (peneliti PSIK Indonesia).

1001indonesia.net – Banyak yang tidak menyadari bahwa Indonesia yang kita hidupi saat ini memiliki sejarah yang sangat panjang dan berdiri di atas lapisan-lapisan berbagai peradaban. Untuk itu, mempelajari sejarah Indonesia sangat penting bagi kita saat ini.

Mengenali masa lalu membantu kita untuk membangun identitas saat ini, terutama ketika pandangan kita mengenai Indonesia yang merangkum segala keragaman yang ada di dalamnya mendapat tentangan keras.

Namun, mengerti Indonesia membutuhkan ruang imajinasi yang luas. Identitas keindonesiaan mencakup keragaman suku, ras, dan agama. Sementara luas dan kondisi geografis Indonesia membuat perjumpaan antara satu dengan yang lainnya terhalang.

Masalahnya, sistem pembelajaran Indonesia yang bersifat normatif dan menekankan pada hafalan ketimbang pengertian membuat imajinasi yang dimiliki generasi sekarang menjadi sempit. Pembelajaran sejarah menjadi tidak menarik. Alih-alih membangkitkan rasa cinta terhadap tanah air, pembelajaran sejarah cenderung membosankan.

Kebetulan saya dan teman-teman mengelola website 1001indonesia.net. Situs ini memuat kekayaan alam, budaya, dan sejarah Indonesia. Tentu saja bukan untuk “melap-lap hasil kebudayaan lama sampai berkilat dan untuk dibanggakan” seperti yang diungkapkan Chairil Anwar dalam “Surat Kepercayaan Gelanggang.”

Tetapi untuk membuat generasi sekarang lebih mengenali bangsanya sendiri, supaya mereka lebih berakar dan berdiri kukuh di atas tanahnya sendiri. Hanya dengan demikian, mereka bisa belajar dan membuka diri pada kehidupan dan kebudayaan dunia tanpa tersesat. Tanpa keberakaran pada tanah air sendiri, kita akan terombang-ambing di tengah derasnya budaya asing, dan membuat kita gamang akan identitas kita sendiri.

Namun, beberapa interaksi dengan pembaca menunjukkan indikasi ketidakmengertian mereka pada bangsanya. Ketika kami mengangkat kampung-kampung adat di Nusantara yang teguh memegang tradisi dan kearifan lokalnya, sebagian orang menilai kampung-kampung tersebut merupakan daerah tertinggal yang terasing dari peradaban.

Beberapa orang luput untuk melihat bahwa cara hidup mereka adalah pilihan mereka. Bahwa dalam cara hidup tradisional yang mereka pilih terdapat banyak kearifan lokal, salah satunya adalah penghargaan yang tinggi terhadap alam sekitar. Jauh sebelum persoalan polusi, krisis air, dan pemanasan global mencuat dan menjadi perhatian publik, masyarakat adat tradisional dengan caranya sendiri sudah mengantisipasi masalah-masalah ini.

Metode narrative history yang digunakan oleh Tim Hannigan dalam menulis A Brief History of Indonesia bisa menjadi tawaran yang sangat pas untuk kondisi Indonesia sekarang. Memang banyak buku-buku yang bagus tentang Indonesia, tapi seperti yang diutarakan oleh Tim, hampir semuanya adalah buku akademis. Di tengah minimnya minat baca masyarakat Indonesia saat ini, buku-buku tersebut hampir tidak tersentuh oleh sebagian besar generasi muda.

Untuk itu, kita membutuhkan buku yang ringan dan enak dibaca seperti buku Brief History of Indonesia ini. Akan lebih baik lagi jika buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sehingga bisa menjangkau masyarakat yang lebih luas.

Sebenarnya tidak hanya buku yang perlu digarap dengan serius, tapi semua media terutama yang sering digunakan generasi muda sekarang sehingga tema-tema keindonesiaan tersampaikan ke mereka. Ini sangat penting mengingat di tangan merekalah nasib Indonesia ini bersandar.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

five − 1 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.