Lamban Pesagi, Rumah Adat di Lampung Barat

2103
Lamban Pesagi
Lamban Pesagi di halaman depan Museum Lampung. (Foto: Kumparan.com)

1001indonesia.net – Lamban Pesagi merupakan rumah adat di daerah Kenali, sebuah pekon (desa) di Kecamatan Belalau, Kabupaten Lampung Barat. Rumah panggung berdenah persegi ini hanya memiliki satu pintu di bagian samping belakang.

Di daerah tersebut rumah (lamban) yang menjadi tempat tinggal keluarga batih umumnya berdenah segi empat (pesagi). Pekon Kenali merupakan tempat yang didiami masyarakat Lampung Saibatin dengan logat bahasa A (api).

Masyarakat Pekon Kenali memercayai bahwa arsitektur Lamban Pesagi sudah tua. Terdapat dua tipe bangunan Lamban Pesagi, yaitu rumah Saibatin (bangsawan) dan rumah rakyat biasa.

Secara umum bentuk dua tipe rumah tersebut hampir sama. Perbedaan pokok hanya pada penambahan denah ruang ke belakang dan adanya hiasan Paguk, yang dipasang pada bagian luar sebagai perlambang kebangsawanan.

Wilayah Kenali yang berada di dataran tinggi dan bersuhu dingin memengaruhi bentuk tempat tinggal penduduknya. Lamban Pesagi bergaya arsitektur tertutup. Tidak ditemukan serambi terbuka di bagian depan rumah ini.

Bangunan tradisional ini juga tahan gempa. Ketika terjadi gempa di Lampung Barat pada 1994, rumah-rumah Pesagi ini tetap kokoh berdiri.

Baca juga: Rumah Tambi, Rumah Tradisional Suku Lore, Sulawesi Tengah

Lamban Pesagi berbentuk rumah panggung. Sebagian besar terbuat dari bahan kayu dengan atap ijuk. Atap perisainya memiliki teritis panjang berbentuk pelana. Teritis berupa kanopi pada pintu masuk utama disangga konsol miring yang panjangnya sampai ke lantai rumah.

Posisi dinding lebih menjorok keluar sedikit dan ditopang balok-balok atas struktur panggung. Dinding rumah cenderung tertutup dan hanya memiliki sedikit bukaan berupa jendela. Tiang-tiang panggung diletakkan pada pondasi umpak yang berbentuk segi empat. Kolong rumah panggung digunakan untuk kandang atau gudang.

Tempat tinggal tradisional ini hanya memiliki satu pintu, letaknya di samping bagian belakang. Pada masa dahulu hal ini dimaksudkan, pertahanan keamanan dan logistik menjadi hal paling utama.

Untuk memasuki rumah terdapat ijan atau jan (tangga) yang terbuat dari papan kayu. Anak tangga tersebut umumnya sengaja dibuat berjumlah ganjil sebagai penolak bala. Menurut kepercayaan warga setempat, tangga yang berjumlah ganjil dapat menyesatkan roh jahat agar tidak menemukan pintu masuk rumah.

Bangunan Lamban Pesagi bisa kita lihat di Museum Lampung. Bangunan ini adalah hasil rekonstruksi komponen bangunan asli yang dibawa langsung dari Lampung Barat pada awal tahun 2000-an.

Baca juga: Mengenal Rumah Gadang Sebagai Rumah Anti Gempa

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

five × 3 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.